METROPOLITAN – Setelah ditetapkannya sebagai klaster baru penularan Covid-19 di Kota Bogor, Toko Bangunan Mitra10 dipaksa tutup oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya, selama 14 hari sejak Rabu (17/6). Empat belas hari berlalu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor nyatanya belum mengizinkan Mitra10 kembali beroperasi lantaran telah menjadi lokasi penyebaran virus corona di Kota Bogor. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Bogor, Ganjar Gunawan, mengungkapkan, Mitra10 saat ini masih belum diperbolehkan kembali beroperasi lantaran GTPP Covid-19 Kota Bogor masih harus menunggu hasil swab test dari 180 karyawan Mitra10 yang mengikuti swab massal. ”Soalnya itu masih nunggu hasil swab test dari dinkes. Kemarin ada swab test untuk 250 orang, 180-an dari Mitra10,” terangnya kepada Metropolitan, Kamis (2/7). Selain faktor tersebut, nyatanya Tim GTPP Covid-19 Kota Bogor juga belum mengevaluasi protokol kesehatan di Mitra10. ”Kita belum ke sana lagi. Secepatnya nanti kita turun ke Mitra10 lagi,” jelasnya. Sementara saat dikonfirmasi, Manajer Pemasaran dan Komunikasi Mitra10, Erik Koswara, mengaku belum mengetahui soal tokonya yang belum diizinkan beroperasi kembali. Padahal, ia sudah mengajukan proposal yang diminta Tim GTPP Covid-19 Kota Bogor terkait protokol kesehatan. ”Semua prosedur sudah kita jalankan. Secepatnya kita ingin buka,” katanya. Sebelumnya, GTPP Covid-19 Kota Bogor sempat mengumumkan adanya penambahan dua pasien baru dari klaster Mitra10. Berdasarkan data yang disampaikan Ketua GTPP Covid-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim, dua karyawan supplier dari Mitra10 dinyatakan positif setelah hasil lab yang ditunggu-tunggu keluar. “Iya benar, dua orang dari Mitra10,” ujarnya. Dengan adanya penambahan ini, sambung Dedie, maka jumlah orang yang dinyatakan positif dari Mitra10 ada 14 orang, di mana 12 orang di antaranya karyawan dan dua orang dari keluarga karyawan. Namun dari 12 karyawan yang dinyatakan positif, tak semuanya ber-KTP Kota Bogor. Lima di antaranya warga Kabupaten Bogor. “Sampai sekarang GTPP Covid-19 Kabupaten Bogor tengah melakukan tracing dari lima orang itu,” katanya. Setelah menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Kota Hujan, pengelola Mitra10 sempat memenuhi undangan Komisi IV DPRD Kota Bogor dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama GTPP Covid-19 Kota Bogor yang diwakili Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker). Dalam RDP tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Ence Setiawan, meminta jaminan kepada GTPP Covid-19 Kota Bogor dan pihak Mitra10 agar tidak ada lagi penambahan kasus positif corona ataupun munculnya klaster baru dari pusat perbelanjaan. Sebab, dengan adanya klaster baru dari pusat perbelanjaan seperti di Mitra10, maka akan membuat Kota Bogor semakin jauh dari kesiapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). ”Ini kan jelas ada penyebaran corona di pusat perbelanjaan. Kami minta apa jaminannya kalau nanti Mitra10 dibuka tidak ada lagi penambahan kasus positif. Begitu pula dengan pusat perbelanjaan lainnya,” terang Ence, Selasa (23/6). Jaminan yang dimaksud ini, sambung Ence, bukan tanpa alasan. Dengan protokol kesehatan yang sudah dijalankan Mitra10 selama ini adalah bukti hal itu tidak menjamin tidak adanya penyebaran. Maka dari itu, ia dan anggota DPRD lainnya meminta jaminan dengan diberlakukannya audit K3 terhadap Mitra10 dan pusat perbelanjaan lainnya yang saat ini mulai dibuka di Kota Bogor. ”Kami juga akan meminta pihak Mitra10 secara berkala memberikan ekspos kepada kami terkait hasil audit tersebut dan melakukan rapid lagi kepada seluruh karyawan secara berkala,” ujarnya. Audit ini, menurut Ence, tak hanya meliputi protokol kesehatan. Sebab, ada dugaan penyebaran yang terjadi di Mitra10 melalui kontak barang dengan karyawan atau pengunjung lainnya. ”Kami meminta Mitra10 dan pusat perbelanjaan lainnya melakukan rapid test secara berkala, disusul swab test jika ada hasil reaktif. Ini untuk menjamin keselamatan warga Kota Bogor dalam berbelanja,” tegasnya. Di lokasi yang sama, Kepala Disnaker Kota Bogor, Elia Buntang, memastikan, pihaknya segera berkoordinasi dengan Disnaker Provinsi Jawa Barat untuk menggelar audit K3. ”Jadi, untuk menjalin keamanan, kami berkewajiban memonitor. Kalau protokol kesehatan sudah berjalan tapi masih terjadi dan di situ ada kemungkinan dari barang yang masuk, sehingga kami akan evaluasi K3-nya,” terangnya. Selain itu, ia juga ingin memastikan kembali dijalankannya K3 sambil menunggu pengajuan dibukanya kembali Mitra10 setelah ditutup 14 hari ke depan. ”Makanya nanti kami pastikan dulu itu dan kami minta Mitra10 bisa berkoordinasi dengan baik untuk menyelesaikan masalah ini,” ungkapnya. (dil/b/mam/py)