METROPOLITAN - Dalam beberapa pekan terakhir, keberadaan Rombongan Jamaah Liar (Rojali) kembali menghiasi jalanan di Kota Bogor. Anak-anak yang bermodalkan sarung dan peci itu selalu membuat resah pengguna jalan, khususnya di tengah malam. Sebab, mereka tak segan-segan memberhentikan laju kendaraan bak terbuka agar bisa ditumpangi. Banyaknya aduan masyarakat yang masuk, membuat jajaran TNI, Polri dan Satpol PP Kota Bogor menggelar razia secara berkala pada Jumat (17/7) hingga Minggu (19/7). Hasilnya, puluhan anak setiap malamnya terjaring razia. Kabid Dalops Satpol PP Kota Bogor, Theo Patricio Freitas, mengatakan, mereka yang terjaring merupakan warga luar Kota Bogor. ”Jika ditotal ada lah puluhan. Memang banyaknya dari Kabupaten Bogor dan Sukabumi,” terang Theo, Senin (20/7). Mereka yang terjaring, sambung Theo diberikan pemahaman atas bahayanya berkeliaran di tengah malam. Apalagi, sampai memberhentikan truk dengan cara berdiri di tengah jalan. ”Ini kan demi keselamatan bersama. Ikut kegiatan boleh, tapi jangan membahayakan diri sendiri dan orang lain,” terangnya. Terpisah, Pasi Ops Kodim 0606 Kota Bogor, Kapten Arm Edy Suryana, menerangkan, wilayah yang menjadi sasaran razia adalah Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Selatan dan Kecamatan Tanahsareal. Wilayah tersebut merupakan area paling rawan Rojali. ”Razia Rojali ini akan menjadi kegiatan rutin kami. Sebab, saat ini suasananya masih pandemi. Jadi, keamanan dan keselamatan masyarakat harus diutamakan. Rojali yang diamankan langsung didata dan diimbau agar tidak mengulangi lagi perbuatannya,” ujarnya. Sementara itu, warga Bogor Selatan, Kota Bogor, Harun (15) mengaku hanya ikut-ikutan rekannya menjadi Rojali. Meskipun saat ini pengajian berskala besar hingga tabligh akbar belum boleh dilakukan. “Ya senang saja, jalan-jalan naik truk sama teman,” katanya. Harun mengklaim saat berkeliling kota dengan menumpang truk dirinya bisa sekaligus syiar dengan melantunkan selawat hingga takbir. Ia mengaku tidak takut terkena Covid-19. “Insya Allah, saya nggak takut, hidup mati itu karena Allah, bukan karena corona,” tukasnya. (dil/c/yok/py)