METROPOLITAN - Sejak dibangunnya pelebaran trotoar Sudirman medio 2018, rupanya menyebabkan banjir di beberapa titik. Terparah di kawasan Kampung Lebakpilar, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah. Banjir lintasan saat hujan deras sempat merendam rumah dan kendaraan warga setinggi 30 sentimeter. Warga setempat, Haji Dayat, menyebutkan, sejak dibangun trotoar pada 2018, saluran drainase ditutup dan digunakan pelebaran trotoar. ”Walaupun hujan berjam-jam nggak pernah banjir. Tapi setelah trotoar dibangun malah sering banjir. Ini sudah beberapa kali. Dulu sebelum ada pembangunan trotoar dan saluran drainase tertutup belum pernah banjir,” tuturnya. Alhasil, sambung dia, banjir yang terjadi menyebabkan dua kendaraan yang diparkir di depan rumah terendam, di mana satu mobil rusak dan satunya bisa diselamatkan. Ia dan warga lainnya pun khawatir seringnya banjir dapat mengakibatkan longsor. Sebab, banyak rumah warga yang berada di tebingan. ”Kami minta saluran drainase yang ditutup dibuka lagi. Akibat penutupan itu, air nggak mengalir sehingga meluap ke rumah warga,” ungkapnya. Menanggapi hal itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) hingga kewilayahan turun ke lokasi. Sejumlah pekerja langsung mengeruk saluran drainase. ”Setelah dilihat, karena intensitas air hujan cukup tinggi, lalu ada penyempitan saluran air kali Cibalok di Pusdikzi dan sedimentasi yang tinggi di drainase. Sementara kita telusuri semuanya dulu,” kata Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Chusnul Rozaqi. Mengantisipasi agar tak terjadi banjir, di sisi timur Jalan Jenderal Sudirman sedang dinormalisasi sampai membuat sodetan baru supaya air masuk ke saluran. Tapi di jalur kali Pusdikzi ada penyempitan, sehingga harus dilakukan pembongkaran. Selain itu, ada pula jaring sampah dan bendungan yang bisa mengakibatkan meluapnya air karena sodetan yang ada juga tidak berjalan. ”Untuk pembongkaran kali yang menyempit, kita akan ngirim surat dulu ke Pusdikzi. Setelah itu baru dibongkar,” pungkasnya. (ryn/py)