METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor saat ini tengah mencari sosok pengganti Ade Sarip Hidayat sebagai sekretaris daerah (sekda) Kota Bogor. Enam pejabat pun berlomba-lomba untuk bisa menduduki kursi nomor tiga di Kota Hujan ini. Salah satunya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah Dwikorawati yang belakangan hangat diperbincangkan. WAKIL Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mulai buka-bukaan soal kriteria sekda yang ingin ia pinang ke depannya. Dedie membeberkan kalau calon sekda yang cocok untuk memimpin birokrat di Kota Bogor adalah memiliki integritas, kapasitas, kapabilitas, networking, leadership dan kemampuan manajerial yang mumpuni. ”Ya intinya sesuai visi misi Kota Bogor yaitu sebagai Kota Ramah Keluarga,” ungkapnya. Selain itu, misi dari pemerintahan Bima Arya dan Dedie Rachim adalah menjadikan Kota Bogor sebagai kota yang sehat, kota yang cerdas dan kota yang sejahtera. ”Untuk program unggulan ada pengembangan jasa pariwisata dan ekonomi kreatif, penguatan nilai budaya dan spritualitas serta pengembangan tata kelola pemerintahan yang kolaboratif, tranparans dan melayani,” katanya. Sebelumnya, keikutsertaan Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah, dalam open bidding jabatan sekretaris daerah (sekda) Kota Bogor tengah menjadi perhatian dan buah bibir di berbagai kalangan, termasuk Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan. Iwan menilai, keikutsertaan anak buahnya dalam open bidding sekda Kota Bogor secara tidak langsung membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bangga. Pasalnya, keikutsertaan Syarifah sudah mengantongi restu dari Pemkab Bogor. ”Tidak ada aturan khusus yang melarang, beliau juga sudah izin. Tentu ini bagus,” katanya. Secara pribadi, Iwan mengaku bangga atas keikutsertaan Syarifah dalam perebutan kursi sekda Kota Bogor. ”Kalau saya pribadi sebagai pemerintah daerah ada kebanggaan lah. Kalau memang nanti lolos dan dipercaya Kota Bogor tentu akan jadi kebanggaan buat kita. Karena kita bisa melahirkan sosok yang berintegritas,” paparnya. Mengizinkan Syarifah untuk ikut open bidding sekda Kota Bogor, dinilai langkah tepat yang diambil Pemkab Bogor. Sebab tak elok rasanya jika Pemkab Bogor ikut campur terlalu jauh soal karier dan masa depan para pegawainya. ”Kurang bijak kalau kita menahan karier seseorang, lagi pula kan pindahnya Bu Ipah untuk jabatan yang lebih tinggi, tentu kita dukung. Kecuali pindah ke jabatan yang lebih rendah tentu kita akan tolak. Kita harus hormati itu, walaupun pemerintah daerah punya hak menahan, saya rasa itu kurang bijak,” akunya. Jika nanti Syarifah Sofiah dinyatakan lolos dan terpilih, Iwan mengaku sangat kehilangan sosok wanita yang akrab disapa Ipah itu. ”Kalau berbicara kehilangan pastinya kehilangan. Apalagi suara Bu Ipah bagus,” ungkapnya. Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengaku cukup lega dengan banyaknya peserta open bidding sekda di Kota Bogor. Saat ditanya kriteria sekda yang diinginkan, Bima mengungkapkan kalau ia membutuhkan sosok yang memiliki kemampuan untuk berakselerasi dan harmonis. ”Jadi yang punya kemampuan untuk dua hal sekaligus: akselerasi dan harmonisasi. Akselerasi semua program dan kegiatan, namun tetap membangun suasana yang harmonis, baik di lingkungan ASN pemkot maupun dengan Forkopimda dan semua elemen warga Kota Bogor,” kata Bima. Namun secara rinci, Bima mengungkapkan, dirinya lebih memilih calon yang memiliki mental kuat. Melihat situasi Kota Bogor yang masih diterpa pandemi Covid-19, ia berharap calon sekda Kota Bogor nantinya memiliki hati yang kuat dalam melewati ujian pandemi ini. ”Saat ini dan tahun depan masih fokus ke penanganan covid. Prioritas kesehatan, pemulihan ekonomi dan pendidikan, jadi saya harap calon sekda mampu menghadapi itu semua,” pungkasnya. (ogi/dil/b/mam/py)