metro-bogor

Dilarang!! Gowes dan Joging di Pedestrian SSA

Selasa, 15 September 2020 | 10:32 WIB

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah mengeluarkan kebijakan baru soal perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM). Pemkot Bogor memutuskan menutup pedestrian di jalur Sistem Satu Arah (SSA) di sekitaran Kebun Raya Bogor (KRB) hingga dua minggu ke depan. Begitu juga dengan aktivitasnya, baik olahraga, joging, jalan-jalan dan lainnya. WALI Kota Bogor, Bima Arya, memutuskan menutup jalur pedestrian SSA untuk mengantisipasi lonjakan ke­rumunan massa. “Sementara ini jalur pedestrian SSA tidak boleh digunakan untuk ber­aktivitas apa pun, karena itu salah satu titik rawan,” katanya. Menurut Bima, pada PSBM kali ini, Pemkot Bogor akan menstrerilkan kawasan SSA, Istana Bogor, termasuk ak­tivitas olahraga, seperti go­wes dan joging. Tak terke­cuali ada masyarakat yang sedang menunggu mobil diperbolehkan. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan membatasi jumlah wisatawan yang datang ke KRB. “Ini akan kita batasi dan awasi serta diimbau tidak memenuhi kapasitas maksimal. Ada beberapa tempat wisata yang tidak boleh full, di antaranya seperti Kebun Raya Bogor,” imbuhnya. Diketahui, pedestrian SSA kerap digunakan warga untuk berolahraga ataupun bere­kreasi. Jalur pedestrian SSA mengitari Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor. Terkait penutupan jalur SSA, anggota Polresta Bogor Kota bakal ditempatkan di bebe­rapa titik di jalur tersebut. Wakapolresta Bogor Kota, AKBP Arsal Sabhan, menga­takan, pihaknya akan menu­runkan anggota untuk berja­ga-jaga di beberapa titik di jalur pedestrian SSA. “Pasti Satpol PP, TNI, Polri ditem­patkan di situ, kita bersinergi lah,” katanya kepada Metro­politan, Senin (14/9). Ke depan, petugas bakal mengawasi kegiatan di SSA. Kecuali bila ada warga yang sedang menunggu transpor­tasi umum masih diperbole­hkan. Tak hanya di area KRB, olahraga di GOR Pajajaran ikut dibatasi. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dis­pora) Kota Bogor, Hery Kar­nadi, mengatakan,PSBM yang diterapkan Pemkot Bogor saat ini berbeda dengan PSBM sebelumnya. Alhasil, dari sektor olahraga kebija­kan tersebut melahirkan dua keputusan. Secara umum, semua jenis olahraga yang sifatnya tim mesti menyudahi aktivitasnya saat pukul 18.00 WIB. sementara olahraga yang sifatnya individu dip­erbolehkan hingga pukul 20.00 WIB. ”Jadi beda jenis olahraganya beda kebijakan,” tegasnya. Hery mengaku mulai besok sarana olahraga di kawasan GOR Pajajaran bakal ditutup pukul 18.00 WIB, khusus olah­raga yang sifatnya tim, se­perti Basket, Sepak Bola, Voli dan lainnya. ”Kalau bulu tangkis, tenis meja, panahan, kita tutup pukul 20.00 WIB,” paparnya. Pembatasan sarana olah­raga di Kota Bogor, rupanya menuai reaksi dari sejumlah masyarakat. Salah seorang anggota Komunitas sepeda asal Bo­gor, Bogem Cyclist Bogorian, Satria Adilaga, menuturkan, penutupan jalur SSA untuk masyarakat berolahraga se­pertinya kurang tepat. Sebab, olahraga bertujuan untuk membuat masyarakat sehat dan bugar. Tak hanya itu, menurutnya, yang mesti dilakukan Pem­kot Bogor ialah menjaga ketat dan mengawasi SSA dan memastikan protokol kesehatan dilakukan masy­arakat. ”Kurang tepat kalau menurut saya. Seharusnya diawasi ketat protokol kese­hatannya, bukan malah dit­utup,” bebernya saat dihu­bungi Metropolitan. Lelaki yang akrab disapa Bogem ini menilai, seharus­nya Pemkot Bogor melakukan edukasi secara masif kepada masyarakat terkait pentingnya menerapkan protokol kese­hatan serta memberlakukan penjagaan secara ketat di sejumlah titik rawan kerumu­nan. ”Dikembalikan kepada ma­syarakat dan pemerintah wilayah untuk mengedukasi kepada masyarakat dan pen­jagaan ketat di titik-titik ter­tentu. Jadi kuncinya kesada­ran masyarakat, dan penga­wasan dari pemerintah,” ucapnya Hal senada juga dikatakan salah satu masyarakat Kota Bogor, Sely Mustika Noprini. Menurutnya, penutupan SSA bukanlah satu-satunya cara memutus mata rantai penye­baran covid-19. Wanita yang sangat gemar berolahraga di SSA itu juga berpendapat, pengawasan ketat di seputaran SSA dinilai lebih tepat, ketimbang menutupnya. ”Kan diperketat penjagaannya bisa, tidak mesti ditutup juga. Di sini kan masyarakat ingin berolah­raga biar sehat bukan untuk main-main saja,” ujarnya. Ia juga mengusulkan agar lebih baik Pemkot Bogor me­nyiagakan sejumlah petugas yang berjaga rutin dan ber­keliling di SSA ketimbang menutupnya. ”Lebih baik dijaga ketat, daripada ditutup. Intinya balik lagi ke kesada­ran masyarakat sih,” tukasnya. (cr3/ogi/c/mam/py)

Tags

Terkini