Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah mengeluarkan kebijakan baru soal perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM). Pemkot Bogor memutuskan menutup pedestrian di jalur Sistem Satu Arah (SSA) di sekitaran Kebun Raya Bogor (KRB) hingga dua minggu ke depan. Begitu juga dengan aktivitasnya, baik olahraga, joging, jalan-jalan dan lainnya. WALI Kota Bogor, Bima Arya, memutuskan menutup jalur pedestrian SSA untuk mengantisipasi lonjakan kerumunan massa. “Sementara ini jalur pedestrian SSA tidak boleh digunakan untuk beraktivitas apa pun, karena itu salah satu titik rawan,” katanya. Menurut Bima, pada PSBM kali ini, Pemkot Bogor akan menstrerilkan kawasan SSA, Istana Bogor, termasuk aktivitas olahraga, seperti gowes dan joging. Tak terkecuali ada masyarakat yang sedang menunggu mobil diperbolehkan. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan membatasi jumlah wisatawan yang datang ke KRB. “Ini akan kita batasi dan awasi serta diimbau tidak memenuhi kapasitas maksimal. Ada beberapa tempat wisata yang tidak boleh full, di antaranya seperti Kebun Raya Bogor,” imbuhnya. Diketahui, pedestrian SSA kerap digunakan warga untuk berolahraga ataupun berekreasi. Jalur pedestrian SSA mengitari Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor. Terkait penutupan jalur SSA, anggota Polresta Bogor Kota bakal ditempatkan di beberapa titik di jalur tersebut. Wakapolresta Bogor Kota, AKBP Arsal Sabhan, mengatakan, pihaknya akan menurunkan anggota untuk berjaga-jaga di beberapa titik di jalur pedestrian SSA. “Pasti Satpol PP, TNI, Polri ditempatkan di situ, kita bersinergi lah,” katanya kepada Metropolitan, Senin (14/9). Ke depan, petugas bakal mengawasi kegiatan di SSA. Kecuali bila ada warga yang sedang menunggu transportasi umum masih diperbolehkan. Tak hanya di area KRB, olahraga di GOR Pajajaran ikut dibatasi. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bogor, Hery Karnadi, mengatakan,PSBM yang diterapkan Pemkot Bogor saat ini berbeda dengan PSBM sebelumnya. Alhasil, dari sektor olahraga kebijakan tersebut melahirkan dua keputusan. Secara umum, semua jenis olahraga yang sifatnya tim mesti menyudahi aktivitasnya saat pukul 18.00 WIB. sementara olahraga yang sifatnya individu diperbolehkan hingga pukul 20.00 WIB. ”Jadi beda jenis olahraganya beda kebijakan,” tegasnya. Hery mengaku mulai besok sarana olahraga di kawasan GOR Pajajaran bakal ditutup pukul 18.00 WIB, khusus olahraga yang sifatnya tim, seperti Basket, Sepak Bola, Voli dan lainnya. ”Kalau bulu tangkis, tenis meja, panahan, kita tutup pukul 20.00 WIB,” paparnya. Pembatasan sarana olahraga di Kota Bogor, rupanya menuai reaksi dari sejumlah masyarakat. Salah seorang anggota Komunitas sepeda asal Bogor, Bogem Cyclist Bogorian, Satria Adilaga, menuturkan, penutupan jalur SSA untuk masyarakat berolahraga sepertinya kurang tepat. Sebab, olahraga bertujuan untuk membuat masyarakat sehat dan bugar. Tak hanya itu, menurutnya, yang mesti dilakukan Pemkot Bogor ialah menjaga ketat dan mengawasi SSA dan memastikan protokol kesehatan dilakukan masyarakat. ”Kurang tepat kalau menurut saya. Seharusnya diawasi ketat protokol kesehatannya, bukan malah ditutup,” bebernya saat dihubungi Metropolitan. Lelaki yang akrab disapa Bogem ini menilai, seharusnya Pemkot Bogor melakukan edukasi secara masif kepada masyarakat terkait pentingnya menerapkan protokol kesehatan serta memberlakukan penjagaan secara ketat di sejumlah titik rawan kerumunan. ”Dikembalikan kepada masyarakat dan pemerintah wilayah untuk mengedukasi kepada masyarakat dan penjagaan ketat di titik-titik tertentu. Jadi kuncinya kesadaran masyarakat, dan pengawasan dari pemerintah,” ucapnya Hal senada juga dikatakan salah satu masyarakat Kota Bogor, Sely Mustika Noprini. Menurutnya, penutupan SSA bukanlah satu-satunya cara memutus mata rantai penyebaran covid-19. Wanita yang sangat gemar berolahraga di SSA itu juga berpendapat, pengawasan ketat di seputaran SSA dinilai lebih tepat, ketimbang menutupnya. ”Kan diperketat penjagaannya bisa, tidak mesti ditutup juga. Di sini kan masyarakat ingin berolahraga biar sehat bukan untuk main-main saja,” ujarnya. Ia juga mengusulkan agar lebih baik Pemkot Bogor menyiagakan sejumlah petugas yang berjaga rutin dan berkeliling di SSA ketimbang menutupnya. ”Lebih baik dijaga ketat, daripada ditutup. Intinya balik lagi ke kesadaran masyarakat sih,” tukasnya. (cr3/ogi/c/mam/py)