METROPOLITAN – Keterbatasan tempat dan kapasitas pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) masih menjadi alasan lambatnya proses tracking Covid-19 di Kabupaten Bogor. Hal itu diperparah dengan tingginya lonjakan penambahan kasus positif baru di Kabupaten Bogor setiap harinya. Praktis, itu membuat antrean panjang spesimen yang belum diperiksa. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong sebagai salah satu lokasi tempat uji spesimen di Kabupaten Bogor juga tak bisa berbuat banyak lantaran kapasitas pengujiannya hanya mampu memeriksa 40 spesimen setiap harinya. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina Suwardi, mengantakan, Kabupaten Bogor baru memiliki tiga lokasi tempat pengujian PCR, yakni RSUD Cibinong, Laboratorium IPB dan Balai Teknis Kesehatan Lingkungan (BTKL). Tingginya penambahan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bogor dalam kurun waktu Agustus dan September, membuat tiga lokasi pengujian spesimen Covid-19 andalan Kabupaten Bogor kewalahan. Alhasil, antrean panjang spesimen pun tak terelakan. Sebab, kapasitas daya uji dari ketiga PCR tersebut berbanding jauh dengan jumlah penambahan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bogor yang menyentuh rata-rata di 20 hingga 60 kasus per hari. Hal ini pula yang menjadi kendala lambannya uji spesimen Covid-19. ”Kapasitas PCR RSUD Cibinong hanya 40 sampel per hari, Laboratorium IPB 60 hari dan BTKL sekitar 200 spesimen per hari. Sedangkan jumlah penambahan kasus positif Covid-19 kita cukup tinggi. Ini yang membuat PCR kita over load,” katanya. Sementara itu, Direktur Utama RSUD Cibinong Kabupaten Bogor, Wahyu Eko Widiharso, menuturkan, saat ini pihaknya masih menunggu uluran tangan dan bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk membantu meningkatkan daya uji PCR.”Kita perlu perhatian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk membantu kekurangan RSUD, khususnya dalam pemeriksaan PCR. Saat ini antrean banyak, sementara ketersediaan alat cuma segitu. Jadi agak lama,” katanya. Saat ini, sambung dia, masih ada 300 spesimen yang antre untuk diperiksa di RSUD Cibinong. Hal itu lantaran daya uji spesimen di RSUD hanya 50 per hari. Sementara penambahan kasus terkadang lebih dari 50 per hari. Meski begitu, Wahyu mengaku butuh waktu untuk bisa mengoperasikan PCR tersebut. Sebab, harus ada sejumlah sarana yang disiapkan sebelum dioperasikan. ”Penggunaan PCR kan tidak bisa langsung. Kita mesti siapkan tempat sarana dan lainnya dulu. Sekitar dua sampai tiga minggu mungkin, baru alat PCR baru bisa digunakan,” terangnya. Tak hanya itu, ruang perawatan untuk pasien Covid-19 di RSUD Cibinong saat ini kondisinya hampir penuh. ””Kita punya ruang rawat untuk pasien Covid-19 sebanyak 134 ruang isolasi Covid-19. Tapi saat ini sudah terisi 127 pasien positif,” tutupnya. (ogi/b/mam/py)