Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris berinisial AYR (41) di Perumahan Sentul Estate, Blok O, Nomor 17, RT 01/10, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (18/11). SEORANG warga, Idris, mengaku sempat melihat proses penangkapan AYR. Berdasarkan keterangannya, penangkapan AYR terjadi pada Rabu (18/11) sekitar pukul 08:05 WIB. Sebelumnya, sekitar pukul 08:00 WIB, di kediaman AYR nampak ramai oleh sekelompok orang. Ia belum mengetahui jika sekelompok orang yang berjumlah lebih dari 10 orang itu merupakan petugas kepolisian yang sedang menyamar. ”Jam 8 itu saya sedang nganter istri mengajar di TK tak jauh dari rumah AYR. Saya lihat kok banyak orang dan ada empat mobil. Awalnya saya tidak menyangka kalau itu polisi yang sedang menyamar. Soalnya mereka pakai kaos kayak orang biasa,” katanya. Tepat di gerbang pintu perumahan, ia melihat banyak mobil terparkir. Ia mengira mobil-mobil tersebut merupakan pengunjung minimarket dan SPBU yang berada tepat di samping kiri dan kanan pintu masuk perumahan. ”Mobil juga banyak, tapi mobilnya mobil biasa, bukan mobil dinas. Saya kira itu mobil pengunjung Indomaret dan SPBU. Eh nggak tahunya itu mobil petugas yang menyamar,” ujarnya. Menurutnya, penangkapan AYR terjadi bukan di kediamannya, melainkan di depan gerbang perumahan depan SPBU. ”Ditangkapnya bukan di rumah, tapi di luar. Saat AYR beli sesuatu katanya. Jadi bukan di rumah,” tuturnya. Idris mengaku sama sekali tidak mengerti jika AYR sempat terlibat jaringan teroris. Bahkan, masyarakat perumahan memangil AYR dengan sebutan pak haji. ”Saya tidak tahu pasti orangnya seperti apa, tapi yang jelas warga sini manggilnya pak haji,” bebernya. Salah seorang juru parkir minimarket yang tepat di samping pintu masuk perumahan menuturkan, sebanyak sepuluh mobil lebih terparkir rapi di depan minimarket tempatnya berjaga. Sesekali, dirinya melihat belasan orang berbadan tegap keluar-masuk dari mobil dan hilir-mudik di sekitaran pintu masuk perumahan. ”Badannya besar-besar, gede, hitam kayak orang Ambon gitu. Dia bolak-balik sambil mantau dan melihat-lihat,” akunya. Menurutnya, penangkapan itu terjadi saat AYR hendak membeli ketoprak dengan mengayuh sepeda. Secara tiba-tiba, dia langsung ditangkap dan dimasukkan ke dalam mobil putih. ”Ditangkapnya itu saat tersangka mau beli ketoprak, tiba-tiba orang-orang seperti Ambon itu lari dan memasukkan tersangka ke mobil. Langsung saja pada pergi,” terangnya. Ia mengaku sama sekali tidak mengetahui jika orang-orang dan mobil-mobil itu berasal dari kepolisian. ”Saya kira ada pejabat sedang berkunjung, soalnya arak-arakan mobilnya banyak. Nggak tahunya itu polisi yang menyamar,” tuturnya. Pantauan Metropolitan di lokasi, hingga pukul 19.00 WIB, akses pintu masuk menuju Perumahan Sentul Estate dijaga ketat satpam. Bahkan, setiap orang yang hendak masuk ke perumahan ditanya secara detail terkait keperluannya. Tak jarang petugas satpam juga memeriksa identitas pengunjung yang hendak masuk ke area perumahan sambil meninggalkan jaminan identitas, baik KTP-el, SIM hingga STNK. Informasi yang dihimpun, penangkapan AYR tersebut lantaran dirinya pernah menjabat sebagai sekretaris tiga di Organisasi ANNAS Bogor (Aliansi Nasional Anti Syiah) 2015. Nomornya pernah tercover berada di pertemuan Jamaah Islamiyah (JI) pada 22 September 2018 di Ruko Bizpark daerah Kopo Bandung. AYR juga menjabat sebagai kepala iqtishot bithonah. Iqtishot bithonah adalah subbidang di dalam struktur JI yang berisi kumpulan pengusaha JI yang berperan sebagai salah satu donatur atau sumber pendanaan organisasi JI. Di mana dana yang terkumpul itu salah satunya digunakan untuk membiayai pengiriman sekitar 80 anggota JI ke Suriah untuk mengikuti pelatihan militer. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago, membenarkan adanya personel Densus 88 Antiteror Polri yang menangkap seorang terduga teroris Cibinong, Kabupaten Bogor. Namun, lanjut Erdi, Polda Jabar tidak dilibatkan langsung dalam penangkapan tersebut. ”Kami (Polda Jabar) hanya mendapatkan pemberitahuan dan permintaan back up untuk mengamankan lokasi penangkapan,” ujarnya di Polda Jabar, Rabu (18/11). Erdi menjelaskan, pihaknya tidak mendapatkan kronologi secara rinci terkait kasus penangkapan terduga teroris tersebut. ”Kami tidak tahu bagaimana detailnya, karena kami, polres dan jajaran dalam hal ini Polres Bogor hanya diminta backup pengamanan,” katanya (ogi/c/feb/py)