METROPOLITAN - Setelah menemui kebuntuan, pembangunan jalan alternatif Parungbanteng yang merupakan lanjutan dari pembangunan interchange Tol Jagorawi KM 42,5 akhirnya rampung. Selesainya pembangunan ini, menandakan salah satu kewajiban dari Summarecon Bogor terkait Prasarana dan Sarana Utilitas (PSU) sudah terpenuhi. Direktur Proyek Summarecon Bogor, Hari Arif Sofyan, menerangkan, anggaran yang digelontorkan untuk membangun jalan sepanjang 650 meter dengan lebar 11 meter ini mencapai Rp30 miliar. ”Jalan ini sendiri nanti menghubungkan wilayah Kabupaten Bogor di Sukaraja, terhubung sampai ke Kota Bogor yaitu jalan R3,” jelas Hari kepada Metropolitan, Senin (30/11). Hari membeberkan, untuk membangun jalan alternatif ini, proses yang paling sulit dilalui adalah pembebasan lahan. Di mana terdapat 20 bidang lahan yang harus dibebaskan. Begitu juga dengan kondisi lahan yang sudah pindah tangan atau diwariskan menjadi salah satu penyebab sulitnya melakukan pembebasan lahan. ”Tapi karena memang waktu itu ada posisinya banyak tanah sudah posisi waris, jadi memang ada yang sudah dipecah ke beberapa keluarga. Tapi, kita bisa bebasin semuanya akhirnya,” beber Hari. Ke depan, Summarecon rencananya menghibahkan dua unit bus yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai shuttle bus di kawasan Bogor Timur. Penyerahan bus tersebut menjadi salah satu syarat PSU Summarecon Bogor kepada Pemkot Bogor. ”Sebenarnya untuk mendukung mobilitas warga terutama di Bogor Timur. Jadi, kita berharap bisa dimanfaatkan sebagai shuttle nantinya. Tapi itu kami serahkan pada pemkot untuk pemanfaatan nantinya,” paparnya. Di lokasi yang sama, Wali Kota Bogor, Bima Arya, menilai dengan diresmikannya dan diserahkannya jalan alternatif Parungbanteng, maka kemacetan yang diprediksi akan terjadi pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) nanti bisa terurai. ”Saat exit tol bisa diaktifkan Desember, saya kira ini akan menjadi solusi untuk mengurai kemacetan saat libur Nataru, karena selama ini kan kendaraan berfokus di Baranangsiang,” kata Bima. Dengan selesainya pembangunan jalan alternatif Parungbanteng ini, membuat pemkot harus sesegera mungkin melanjutkan proyek pembangunan R3. Sejauh ini pemkot masih harus membebaskan 24 bidang lahan, mulai dari Parungbanteng hingga Wangun. ”Perlu kesepakatan dengan pemilik lahan penganggaran. Bicara anggaran juga sekarang kan sedang dirasionalisasi, jadi masih bertahap lah. Masihh perlu beberapa tahun lagi agar R3 nyambung dengan semuanya,” pungkasnya.(dil/c/mam/py)