Ketersediaan kasur untuk pasien Covid-19 di Kota Bogor kian menipis. Usai melirik sejumlah hotel dan rumah sakit, kini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor rupanya masih mencari alternatif. Ya, salah satunya menjadikan Gelangang Olahraga (GOR) Pajajaran sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19. WAKIL Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengaku tengah disibukkan dengan mencari tempat alternatif bagi pasien Covid-19. Hingga saat ini terdapat opsi penggunaan GOR Pajajaran. ”Memang salah satu opsinya menjadikan GOR Pajajaran sebagai tempat isolasi pasien Covid-19,” kata Dedie saat ditemui di Balai Kota Bogor, Senin (7/12). Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, per Minggu (6/12) dari 480 kasur yang tersedia di 21 rumah sakit rujukan Covid-19 Kota Bogor, sudah terisi sebanyak 387 kasur atau 80 persen. Dinkes Kota Bogor juga merinci keterisian kasur berdasarkan klasifikasi tingkatan penyakit. Di antaranya kelas hijau, dari 110 kasur yang tersedia sudah terisi 85 kasur. Lalu, kelas kuning dari 176 kasur yang tersedia, sudah terisi 165 kasur dan kelas merah dari 132 kasur yang tersedia sudah terisi 107 kasur. Sedangkan untuk kasur di UGD, dari 39 yang tersedia, sudah terisi 11 dan untuk kasur di ICU dari 23 kasur yang ada sudah terisi 19 kasur. Dengan data tersebut, Dedie menilai opsi untuk menggunakan puskesmas sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 juga memungkinkan. ”Puskesmas juga kita pikirkan. Ada tiga puskesmas lah yang mungkin nanti bisa dipakai untuk isolasi. Tetapi harus ditambah kamarnya. Misalnya di Tanahsareal bisa, di Cipaku bisa dan di Mekarwangi juga bisa. Tapi itu semua sedang kita pikirkan,” papar Dedie. Semua opsi ini, sambung Dedie, merupakan kesiapan pemkot menampung pasien yang memiliki gejala. Sebab untuk tempat isolasi BNN Lido yang dikhususkan untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) saat ini masih tersedia 26 kasur lagi dari total 100 kasur yang disediakan. Sehingga pertimbangan untuk menggunakan hotel sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 dikemukakan kembali. ”Jadi, kalau kemungkinan tentang hotel itu juga masih menjadi salah satu pertimbangan. Tapi itu kan kalau hotel itu kan sifatnya gejala medis rendah. Nah yang gejala medisnya sedang dan tinggi, ini juga harus dicarikan tempat,” tegasnya. Sebelumnya, Pemkot Bogor memiliki jumlah tempat tidur isolasi sebanyak 464 unit dengan ICU 20 unit. Dari angka itu terisi 376 tempat tidur atau 81 persen dan tempat tidur ICU sebesar 90 persen atau terisi 19 pasien. Sedangkan di Pusat isolasi BNN Lido, dengan kapasitas 100 tempat tidur, terisi 50 persen. ”Grafik kenaikannya tinggi sekali, di 21 rumah sakit rujukan di atas 50 persen atau hampir penuh,” kata Wali Kota Bogor, Bima Arya, belum lama ini. Ia menyebutkan, saat ini Satgas sangat intens berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan untuk memastikan ketersediaan tempat tidur isolasi dan penanganan pasien Covid-19 di Kota Bogor. ”Kita sedang koordinasi untuk menjadikan salah satu rumah sakit khusus menangani pasien Covid-19,” paparnya. Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, didampingi jajarannya meminta rumah sakit rujukan Covid-19 yang telah ditunjuk Pemkot Bogor maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat meningkatkan kapasitas tempat isolasi dan ICU. Sebab, di Kota Bogor jumlahnya masih sangat terbatas. Tercatat ada 21 ruang ICU atau 11 persen dari total seluruh rumah sakit. Untuk itu, pihaknya meminta hal tersebut perlu ditingkatkan. ”Tren yang ada meningkat terus, karena kita harus meningkatkan kapasitas tempat isolasi dan ICU. Rumah sakit diharapkan kerja samanya dalam meng-update secara real time tentang keterisian tempat tidur untuk memudahkan dalam mengatur,” katanya. Terpisah, Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir, menerangkan, dari 120 tempat tidur yang disediakan khusus pasien Covid-19, saat ini sudah terisi 92 tempat tidur. Kondisi ini membuat tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja di RSUD Kota Bogor bertumbangan. ”Untuk kasur Covid-19 sekarang sudah terisi 92 unit. Sebenarnya kapasitas kita sudah menyediakan 120 kasur, tapi karena tenaga kita dari tujuh bulan ini terus-menerus, tidak berhenti-henti bekerja, ya mulai bertumbangan lah satu per satu. Tapi masih bisa kita atasi,” kata Ilham. Untuk itu, Ilham mengaku sudah menambah jumlah nakes di RSUD dengan proses yang sudah diatur melalui BLUD. Sehingga saat ini jumlah nakes di RSUD Kota Bogor sekitar seribu pegawai. Namun khusus yang menangani Covid-19 ada 235 orang dan akan menambah 100 nakes lagi. ”Kalau kita mengajukan dari ASN itu cukup lama prosesnya. Jadi, mau nggak mau kita harus gerak cepat. Seperti tadi pesan pak wali untuk mempersiapkan pada situasi terburuk atau worst situation,” ungkapnya.(dil/c/mam/py)