METROPOLITAN – Keberadaan jembatan Situ Duit atau yang lebih dikenal jembatan Jambu Dua rencananya direvitalisasi tahun depan. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengungkapkan, rencana revitalisasi jembatan ini merupakan bagian dari penataan kawasan Jambu Dua. Tak hanya itu, menurut Dedie, jembatan Situ Duit memang harus direvitalisasi lantaran konstruksi bangunan jembatannya sudah tua dan perlu adanya penyesuaian dengan kondisi sungai dan jalan Kota Bogor saat ini. ”Jembatan Situ Duit ini memang harus mulai dipikirkan, pembangunan jembatan baru, karena sudah tidak memadai. Konstruksinya itu kan sudah tua, sudah lama dan jarak antara saluran air dengan batas sisi bawah jembatan terlalu dekat,” kata Dedie, Minggu (13/12). Meski begitu, rencana revitalisasi jembatan Situ Duit baru bisa dilaksanakan pada 2022. Sehingga saat ini pemkot masih fokus pada perencanaan Detail Engineering Design (DED), di mana rencananya lebar jembatan Situ Duit akan dimaksimalkan hingga 35 meter. ”Sekarang lebarnya hanya sekitar 18 sampai 20 meter. Nanti bisa kita optimalkan 33 sampai 35 meter,” ujarnya. Terpisah, Kabid Tata Ruang, Tata Bangunan dan Pengawasan Pengendalian Bangunan dan Perencanaan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Sultodi Mahbub, menjelaskan, pelebaran jembatan Situ Duit memang termasuk proyek strategis yang harus dilaksanakan dalam waktu dekat. Sebab, dari pantauan Tim PUPR Kota Bogor telah terjadi penyempitan pada saluran air di sungai yang berada di bawah jembatan, sehingga harus melakukan pelebaran jembatan seluas 35 meter. ”Kalau dilihat kondisinya kan di sekitar jembatan Situ Duit ada penyempitan ya. Sementara penampang basah sungai itu harusnya sekitar 30 sampai 40 meter. Tapi posisi di jembatan itu baru sekitar 19 meter. Nah ini yang harus diperbaiki,” jelasnya. Hanya saja, sambung dia, rencana revitalisasi jembatan yang merupakan peninggalan zaman Belanda ini akan mengalami beberapa kesulitan yang disebabkan adanya utilitas milik PLN, PDAM dan PGN. Sebab konstruksi jembatan bakal dirombak total, di mana konstruksi batang bawah yang saat ini masih eksisting akan diganti dengan konstruksi baru. ”Kalau konstruksi yang lama itu, jenisnya kan batang bawah. Nah itu sudah tidak relevan dengan kondisi sekarang. Sehingga harus dibongkar semua. Tapi, kita juga harus melihat kondisi sekitar jembatan, disitu kan ada utilitas milik PLN, PGN dan PDAM, jadi akan agak sulit kalau mau membongkar semua, kita lihat dulu nanti DED nya seperti apa,” jelas Todi. Memang PUPR sendiri pernah membuat DED untuk jembatan Situ Duit pada 2014 yang menunjukkan perlunya anggaran sebesar Rp30 miliar untuk melakukan revitalisasi. Namun Todi mengungkapkan perlu adanya perhitungan ulang, mengingat sudah banyak perubahan. Mulai dari harga bahan bangunan sampai kondisi di lapangan. ”Pernah direncanakan pada 2014 sekitar angka Rp30 miliar. Tapi kan sekarang harga sudah berubah lagi ya. Kita perlu penyesuaian ulang juga karena di bawah jembatan itu sudah jadi palung ya. Jadi, ada beberapa rencana konstruksi baru,” pungkasnya.(dil/b/mam/py)