metro-bogor

Jumlah Pasien Bertambah Pemkot Bogor Krisis Ventilator

Rabu, 20 Januari 2021 | 11:05 WIB
Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim saat melihat ventilator di RS PMI, Selasa (19/1). (Foto:Arie-Magang/Metropolitan)

METROPOLITAN - Sebagai salah satu alat yang wajib dimiliki setiap rumah sakit rujukan pasien Covid-19, nyatanya ventilator di Kota Bogor masih terbilang minim. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengung­kapkan, dari 21 RS rujukan pasien Covid-19, hanya ada 95 alat ventilator. ”Sekarang saja pasien aktif sudah di atas 1000 orang. Kebutuhan ven­tilator terus meningkat, tapi kan ter­kendala biaya karena mahal,” ujar Dedie saat ditemui di RS PMI Kota Bogor, Selasa (19/1). Untuk itu, Dedie mendo­rong produksi ventilator buatan warga Kota Bogor yang saat ini sudah melalui fase uji coba di RS PMI. Namun sebelum bisa diproduksi mas­sal, ventilator ini perlu mele­wati uji coba dan sertifikasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). ”Dengan adanya alat buatan dalam negeri yang lebih mu­rah dari buatan luar ini, saya harap bisa memberikan sumbangsih terhadap penanganan kesehatan,” ujar Dedie. Di lokasi yang sama, Ekse­kutif Direktur Mecata Founda­tion, Adhi Soembagijo, men­gungkapkan, pihaknya sudah melakukan uji coba selama delapan bulan. Di mana pada sebulan terakhir, uji coba ke­tahanan sudah selesai dila­kukan. ”Jadi, ketepatan dan ketahanan sudah selesai, sekarang kita tinggal menung­gu sertifikasi dari Kemenkes,” katanya. Untuk memproduksi venti­lator yang akan disebar ke seluruh Indonesia, Adhi mengaku akan mengumpul­kan dana melalaui pengga­langan dana (crowd funding). Di mana dalam sebulan, ia dapat memproduksi 180 unit ventilator ini. ”Kita akan pro­duksi dari Kota Bogor, di mana sebulan bisa 180 unit diproduksi,” ungkapnya. Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mene­rima bantuan Laboratorium PCR mobile bernama Mo­bile Bio Safety Laboratorium 2 (Mobile BSL-2) dari Ke­menterian Riset dan Tekno­logi. Pemkot Bogor meru­pakan pemerintah daerah (pemda) pertama yang me­nerima Mobile Lab BSL ter­sebut. Mobile BSL-2 yang di­kembangkan Badan Pengka­jian dan Penerapan Tekno­logi (BPPT) dalam memban­tu meningkatkan pemeriksa­an spesimen Covid-19 di wilayah Kota Bogor. ”Pemerin­tah Kota Bogor adalah pe­merintah daerah pertama yang menerima hibah dari kami Kemenristek,” kata Menteri Ristek, Bambang PS Brodjo­negoro, di kantor wali kota Bogor. Bambang menuturkan, fa­silitas Mobile BSL-2 ini untuk selalu siap dipastikan jumlah pasokan reagen dan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya tenaga laborato­rium ataupun kesehatan agar pengujian dapat berjalan maksimal. ”Kita tak ingin keterbatasan reagen ini menghambat upaya kita mengendalikan Covid-19, jadi fokus pada bahan, SDM serta tentu perawatan dari fasilitas ini sendiri. Kita ber­harap hibah ini bermanfaat bagi Kota Bogor untuk bisa mengendalikan status Co­vid-19. Apalagi, Kota Bogor dekat Jakarta dan menjadi tempat kediaman Bapak Pre­siden,” ungkapnya. (dil/a/mam/py)

Tags

Terkini