METROPOLITAN – Penyebaran Covid-19 rupanya semakin masif. Bahkan, Kota Bogor mencatatkan rekor baru, di mana penambahan kasus positif Covid-19 lebih dari 100 orang dalam sehari. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menyebutkan, berdasarkan data Satgas Covid-19, per 19 Januari ada 120 orang yang dinyatakan positif Covid-19. Sedangkan yang dinyatakan sembuh atau selesai isolasi ada 69 orang. Sehingga saat ini total kasus terkonfirmasi positif ada 6.936 kasus di Kota Bogor. Dengan rincian, 1.275 dinyatakan masih sakit, 5.515 dinyatakan sembuh dan 146 dinyatakan meninggal dunia. Penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor cukup mengejutkan. Padahal saat ini Kota Bogor tengah melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak 11 Januari hingga 25 Januari. Jika dilihat dari data Satgas Covid-19, sejak 11 Januari hingga hari ini, penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor bertambah 720 kasus. Padahal, Satgas Covid-19 Kota Bogor sudah membuat Tim Pemburu Pelanggar PPKM untuk menekan angka penularan. Namun kenyataannya, masyarakat mulai mengabaikan protokol kesehatan (prokes). Selain itu, ia juga meminta seluruh masyarakat Kota Bogor tetap menetapkan prokes dan menjaga kesehatannya. “Oleh karena itu diminta kepada masyarakat terus memperhatikan ketentuan dalam PPKM dan ikut menegakkan disiplin,” paparnya. Dalam seminggu, Retno mengungkapkan, pihaknya melakukan swab terhadap seribu orang yang didapat dari hasil tracing penyebaran virus. ”Jadi, sejauh ini kita sudah melakukan swab terhadap 29 ribu warga Kota Bogor,” katanya. Namun jika menelisik data di New All Record (NAR) yang merupakan data milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), warga Kota Bogor yang sudah melakukan swab test ada 65 ribu orang. ”Jadi, di NAR itu total ada 65 ribu warga Kota Bogor yang sudah di-swab. Positive rate-nya 10 persen,” katanya. Data tersebut, sambung Retno, didapat dari lab-lab di Indonesia dan mendata warga Kota Bogor. Sehingga banyak warga Kota Bogor yang melakukan swab mandiri, namun tidak melaporkan hasilnya ke Dinkes Kota Bogor. ”Kalau melihat dari Kota Bogor semua, data di pusat sudah 64 ribu. Jadi, itu dari lab-lab mandiri, data dari KTP dan pasti warga Kota Bogor. Ternyata Itu tidak semua terlapor ke saya, jadi saya intip data di NAR,” ungkapnya. Dengan bertambahnya jumlah pasien Covid-19 di Kota Bogor, rupanya mengurangi jumlah ketersediaan bed di setiap rumah sakit. Terlebih di Kota Bogor melayani pasien dari luar domisili. “RS di Kota Bogor bed occupation ratio di atas 80 persen, di mana 50 persen pasien berasal dari luar Kota Bogor,” ujar Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim. Dedie menambahkan, RS di Kota Bogor banyak merawat pasien asal Kabupaten Bogor. Begitu pula dengan pasien yang berdomisili Depok dan DKI Jakarta. RS tidak boleh menolak pasien yang datang. ”Atas nama kemanusiaan, selama ada tempat tidur di RS, maka kita tak boleh menolak pasien,” tegasnya. Terkait RS di Kota Bogor yang hampir penuh, Dedie mengatakan bahwa pemkot membangun RS Lapangan. RS Lapangan yang belum lama diresmikan ini akan menangani 65 pasien positif Covid-19 bergejala ringan sampai sedang. ”Baru saja kita resmikan RS Lapangan beberapa hari lalu. Selanjutnya (Pemkot Bogor juga) meminta semua RS menambah kapasitas daya tampung dan kemampuan menambah jumlah pasien Covid-19,” ungkap Dedie. (dil/a/ dtk/mam/py)