METROPOLITAN – Kemiskinan dan pengangguran masih menjadi momok bagi Kabupaten Bogor. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, dari 2019 hingga 2020 terjadi peningkatan pada dua sektor tersebut. Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani, mengungkapkan, untuk masalah pengangguran pada 2020 naik menjadi 14,29 persen dari 2019 yang berada di 9,06 persen. ”Kalau jumlah absolutnya berarti, jumlah pengangguran Kabupaten Bogor sebanyak 390.371 orang (14,29 persen) pada 2020,” ungkap Ujang kepada Metropolitan, Rabu (3/3). Sedangkan untuk angka kemiskinan, Ujang menjabarkan mengalami kenaikan dari 2019 6,66 persen menjadi 7,69 persen pada 2020. ”Kalau jumlah absolutnya berarti jumlah penduduk miskin Kabupaten Bogor sebanyak 465.670 orang (7,69 persen),” paparnya. Meski sudah setahun pandemi Covid-19, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bogor mengaku belum memiliki data jumlah pengangguran akibat pandemi. Kepala Disnaker Kabupaten Bogor, Zaenal Ashari, menuturkan, pendataan masih terus berjalan. Padahal, pandemi sudah satu tahun. “Kita belum bisa menjawab data terakhir, karena kita masih terus berjalan (pendataan, red),” ujarnya. Untuk menyelesaikan pendataan, Zaenal mengaku baru akan menggelar rapat minggu depan. Pihaknya berencana mengundang Apindo dan serikat buruh untuk melakukan pendataan. “Insya Allah minggu depan kita rapat untuk mendata itu semua,” terangnya. Sebelumnya, pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai memaksa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melakukan revisi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023. Bupati Bogor, Ade Yasin, mengungkapkan, rencana revisi ini merupakan dampak dari bencana yang terus menghantam Bumi Tegar Beriman sejak 2020. Dampak dari bencana ini, menurut wanita yang akrab disapa AY menyebabkan adanya kenaikan dan penurunan dalam pendapatan dan perkembangan masyarakat. Dimana menurutnya angka kemiskinan dan pengangguran mengalami peningkatan. ”Karena bencana alam di awal 2020 dan maret ini bencana alam lagi, serta adanya pandemi, otomatis ada penurunan dan kenaikan. Seperti sekarang kan pengangguran naik karena banyak yang terdampak, kemiskinan juga naik, itu yang harus disesuaikan,” ujar AY. Meski sudah mengungkapkan keinginannya, AY belum bisa menjabarkan sektor mana saja yang akan direvisi. Ia pun menyebutkan, nantinya hasil ekspos dengan SKPD terkait rencana revisi RPJMD ini akan dilimpahkan ke DPRD agar bisa dibahas lebih lanjut. ”Target dan kegiatan. Memang baru besok ekspose dan akan dilempar ke dewan,” kata AY. Rencana revisi RPJMD Kabupaten Bogor ini, ternyata berbarengan dengan revisi RPJMD Provinsi Jawa Barat. Ketika ditanya apakah revisi RPJMD Kabupaten Bogor akan mengikuti Provinsi Jawa Barat, AY mengatakan Pemkab Bogor memiliki target tersendiri. ”Kita tidak harus sama, yang pasti menyesuaikan,” tandasnya. (dil/c/mam/py)