metro-bogor

Pedagang Kurma dan Kolang-kaling Kebanjiran Rezeki

Senin, 19 April 2021 | 11:20 WIB

Berkah Ramadan dirasakan para pedagang kurma. Di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, penjualan kurma bisa melonjak hingga 80 persen dibanding hari-hari biasanya. Tingginya permintaan kurma lantaran buah tersebut menjadi salah satu menu yang dianjurkan saat berbuka puasa. SALAH seorang pedagang kurma di Pasar Cibinong, Rudi, mengaku bisa meraup untung hingga 80 persen pada Ramadan kali ini. Jum­lah tersebut lebih besar di­bandingkan Ramadan sebe­lumnya. “Iya, tahun ini pen­jualan kurma mulai mening­kat signifikan daripada tahun lalu,” ujar Rudi, Minggu (18/4). Dalam sehari, Rudi menga­ku bisa menjual hingga 15 kotak kurma atau lebih dari 30 kilogram. Untuk harga ber­variasi tergantung kualitas. Kisarannya mulai Rp150 ribu hingga Rp300 ribu per kilo­gram. “Yang paling banyak diminati pelanggan biasanya seperti kurma Sukari, Ajwa dan Mejol,” terangnya. Bulan Ramadan penuh ber­kah juga dirasakan warga Pabangbon, Kecamatan Leu­wiliang, yang menjadi produ­sen kolang-kaling. Mema­suki Ramadan, sekitar 50 persen warga Pabangbon, Leuwiliang, Kabupaten Bogor beralih menjadi produsen kolang-kaling. Produsen kolang-kaling, Winda (32), mengatakan, ko­lang-kaling yang diproduksi warga Pabangbon mengalami peningkatan. Untuk bahan baku kolang-kaling, bahan utamanya yakni buah aren yang langsung dibeli dari petani di Leuwliang. ”Untuk pembelian buah kolang-kaling saya beli per satu pohon harganya Rp500.000. Semen­tara buah arennya beli dari petani,” ujarnya. Sebelum Ramadan, Winda mengaku hanya membeli satu hingga dua pohon. Namun saat Ramadan tiba, Winda harus membeli banyak bahan baku utama akibat banyaknya pesanan. ”Dengan banyaknya produksi tentu saya juga me­nambah bahan pokok yaitu buah aren dengan menambah pembelian. Sebelum puasa hanya satu atau dua pohon sekarang beli lebih dari jum­lah biasanya,” tegasnya. Sementara untuk pengolahan buah aren menjadi kolang-kaling, menurut Winda, tidak terlalu sulit. ”Caranya dilaku­kan secara alami. Buah aren yang diambil dipotong-potong, diambil buahnya, lalu dima­sukkan ke tempat besar untuk memasaknya di tungku. Ke­mudian direbus 2,5 jam, se­telah itu ditiriskan,” bebernya. ”Setelah ditiriskan dikupas diambil buah arenya, setelah terkumpul lalu ditumbuk. Setelah ditumbuk disortir lalu diberishkan di air men­galir. Lalu dimasukkan dalam wadah besar, direndam se­lama dua minggu agar mekar,” sambungnya. Tak hanya itu, Widia juga mengaku saat Ramadan per minggu dia bisa mempro­duksi satu ton kolang-kaling yang dipasarkan di pasar tra­disional wilayah Bogor. ”Al­hamdulillah produksi mening­kat. Biasanya saya dapat untung Rp500.000 per bulan, tapi saat Ramadan ini bisa sampai Rp2 juta,” pungkasnya. (cr1/war/mam/py)

Tags

Terkini