Berkah Ramadan dirasakan para pedagang kurma. Di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, penjualan kurma bisa melonjak hingga 80 persen dibanding hari-hari biasanya. Tingginya permintaan kurma lantaran buah tersebut menjadi salah satu menu yang dianjurkan saat berbuka puasa. SALAH seorang pedagang kurma di Pasar Cibinong, Rudi, mengaku bisa meraup untung hingga 80 persen pada Ramadan kali ini. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan Ramadan sebelumnya. “Iya, tahun ini penjualan kurma mulai meningkat signifikan daripada tahun lalu,” ujar Rudi, Minggu (18/4). Dalam sehari, Rudi mengaku bisa menjual hingga 15 kotak kurma atau lebih dari 30 kilogram. Untuk harga bervariasi tergantung kualitas. Kisarannya mulai Rp150 ribu hingga Rp300 ribu per kilogram. “Yang paling banyak diminati pelanggan biasanya seperti kurma Sukari, Ajwa dan Mejol,” terangnya. Bulan Ramadan penuh berkah juga dirasakan warga Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang, yang menjadi produsen kolang-kaling. Memasuki Ramadan, sekitar 50 persen warga Pabangbon, Leuwiliang, Kabupaten Bogor beralih menjadi produsen kolang-kaling. Produsen kolang-kaling, Winda (32), mengatakan, kolang-kaling yang diproduksi warga Pabangbon mengalami peningkatan. Untuk bahan baku kolang-kaling, bahan utamanya yakni buah aren yang langsung dibeli dari petani di Leuwliang. ”Untuk pembelian buah kolang-kaling saya beli per satu pohon harganya Rp500.000. Sementara buah arennya beli dari petani,” ujarnya. Sebelum Ramadan, Winda mengaku hanya membeli satu hingga dua pohon. Namun saat Ramadan tiba, Winda harus membeli banyak bahan baku utama akibat banyaknya pesanan. ”Dengan banyaknya produksi tentu saya juga menambah bahan pokok yaitu buah aren dengan menambah pembelian. Sebelum puasa hanya satu atau dua pohon sekarang beli lebih dari jumlah biasanya,” tegasnya. Sementara untuk pengolahan buah aren menjadi kolang-kaling, menurut Winda, tidak terlalu sulit. ”Caranya dilakukan secara alami. Buah aren yang diambil dipotong-potong, diambil buahnya, lalu dimasukkan ke tempat besar untuk memasaknya di tungku. Kemudian direbus 2,5 jam, setelah itu ditiriskan,” bebernya. ”Setelah ditiriskan dikupas diambil buah arenya, setelah terkumpul lalu ditumbuk. Setelah ditumbuk disortir lalu diberishkan di air mengalir. Lalu dimasukkan dalam wadah besar, direndam selama dua minggu agar mekar,” sambungnya. Tak hanya itu, Widia juga mengaku saat Ramadan per minggu dia bisa memproduksi satu ton kolang-kaling yang dipasarkan di pasar tradisional wilayah Bogor. ”Alhamdulillah produksi meningkat. Biasanya saya dapat untung Rp500.000 per bulan, tapi saat Ramadan ini bisa sampai Rp2 juta,” pungkasnya. (cr1/war/mam/py)