metro-bogor

Bumil Mau Tanya BPJS, Staf Puskesmas Asyik Karaokean

Senin, 12 Juli 2021 | 11:50 WIB

Viral sebuah video terkait adanya seorang ibu hamil (bumil) yang akan berobat dan seorang warga yang mengaku positif Covid-19 mendatangi Puskesmas Situudik, Kecamatan Cibungbulang. Bukannya mendapatkan pelayanan, staf puskesmas malah asyik karaokean di jam kerja. DENTUMAN musik yang begitu kencang, membuat ibu hamil itu harus berteriak me­manggil sang nakes. Itulah yang membuat Bupati Bogor, Ade Yasin, geram. Orang no­mor wahid di Bumi Tegar Beriman itu pun langsung melakukan inspeksi menda­dak (sidak) ke Puskesmas Situudik, Kecamatan Cibung­bulang, Sabtu (10/7). ”Seluruh staf Puskesmas Situudik saya kumpulkan se­kaligus diberikan arahan. Tadinya kalau ada alat karao­kenya mau saya sita, tapi tadi hasil sidak ternyata tidak menggunakan alat karaoke, tapi sound system untuk me­manggil pasien. Apa pun ala­sannya itu salah, karena dila­kukan pada jam kerja,” tegas­nya. Ia menyatakan berkaitan dengan video seorang ibu hamil yang akan berobat dan seorang warga yang mengaku positif Covid-19, rupanya ada kesimpangsiuran informasi. Sebab, informasi yang sebe­narnya adalah seorang ibu hamil itu datang ke Puskesmas Situudik untuk menanyakan soal BPJS. ”Seorang ibu hamil itu dari Cemplang, datang ke Puske­smas Situudik untuk menany­akan pelayanan BPJS-nya. Ibu itu juga ingin menanyakan kondisinya sehat atau tidak, karena tugas kita untuk me­mastikan kondisi ibu hamil itu sehat atau tidak,” ungkap­nya. Dalam video yang viral ke­marin, sambung Ade Yasin, ternyata setelah ditelusuri ibu hamil tersebut tidak terpapar covid dan hanya ingin me­nanyakan tentang BPJS ke puskesmas. Yang memvideo­kan satu orang itu malah ter­nyata positif Covid-19. ”Ini ada simpangsiur informasi, untuk perekam video viral yang positif itu sudah ditanga­ni Satgas Covid-19 ke Wisma Kemang untuk diisolasi,” im­buhnya. Tak hanya itu, Ade Yasin juga meminta kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupa­ten Bogor membenahi pe­layanan kesehatan di seluruh puskesmas di Kabupaten Bogor untuk mengantisipasi adanya puskesmas yang lalai dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. ”Kejadian ini bisa menjadi contoh dan bahan pembela­jaran jangan sampai terjadi lagi di puskesmas mana pun. Masyarakat harus aman dan nyaman saat membutuhkan pengobatan,” katanya. Ia juga telah memerintahkan kadinkes memperbaiki dan mengevaluasi pelayanan di seluruh puskesmas agar ma­syarakat kembali aman dan nyaman saat berobat. ”Ini men­jadi pembelajaran buat Dinas Kesehatan agar kejadian ser­upa tidak terulang,” ujarnya. Kecaman keras juga datang dari wakil rakyat di Kabupaten Bogor. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Rid­wan Muhibi, meminta bu­pati Bogor memberikan sanksi keras kepada oknum pegawai puskesmas tersebut. “Pemerintah daerah sedang bekerja keras menangani pe­nularan Covid-19. Ini petugas puskesmas malah bermain-main di saat jam kerja yang seharusnya melayani masy­arakat,” kata Ridwan Muhibi, Minggu (11/7). Sebagai petugas puskesmas yang menjadi ujung tombak pelayanan kepada masyarakat, Ridwan menilai seharusnya mereka dapat memahami kondisi masyarakat. Bukan malah mengabaikannya dengan asyik berkaraoke saat jam kerja. “Mereka digaji oleh APBD yang merupakan uang rakyat. Sudah sepatutnya mereka melayani masyarakat yang ingin mendapat pengobatan. Apalagi dari video yang be­redar itu, pasien yang datang ibu hamil dan pasien yang positif Covid-19,” paparnya. Akibat kejadian itu, politisi Golkar ini meminta bupati Bogor mengevaluasi kinerja kepala dinkes agar hal serupa tidak terulang di sejumlah puskesmas lainnya. Terlebih, kejadian tersebut memperli­hatkan lemahnya pengawasan pegawai di puskesmas. “Ini menjadi preseden buruk bagi dunia kesehatan. Oknum itu harus mendapatkan sank­si keras. Bupati juga harus mengevaluasi kinerja dinkes,” tegasnya.(*/mam/yok/py)

Tags

Terkini