metro-bogor

Perumda Tirta Pakuan Pastikan Kebocoran Pipa Dekat Proyek Double Track Sudah Rampung, Saluran Kembali Normal

Rabu, 21 Juli 2021 | 11:50 WIB

Sempat mengalami kebocoran beberapa hari lalu, direksi Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor meninjau pipa transmisi air baku 1.000 milimeter di jalur Intake Ciherang Pondok-IPA Dekeng, Selasa (20/7) siang. PERBAIKAN dipastikan sudah selesai, namun masih perlu proses normalisasi satu hingga dua hari. Selain me­mastikan perbaikan rampung, rupanya masih ada pipa Tirta Pakuan yang dikhawa­tirkan terganggu dengan proyek double track ini. Direktur Utama (Dirut) Pe­rumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Rino Indira Gusniawan, mengungkapkan, bocornya pipa transmisi air baku 1.000 milimeter (mm) di jalur In­take Ciherang Pondok-IPA Dekeng berawal dari adanya pengerjaan eskavator proyek rel ganda. Saat itu ada mate­rial batu menimpa air valve yang berfungsi mengeluarkan angin dalam punggungan pipa, sehingga air menyembur. “Kami prediksi hanya ba­tangnya yang kena karena tertimpa. Setelah dicek yang kena sambungan ke pipa itu patah. Kami lakukan dua skema rencana perbaikan dan diambil yang tercepat,” kata­nya didampingi Direktur Tek­nik Ardani Yusuf dan Direktur Umum Rivelino Rizky di lo­kasi, Selasa (20/7). Selain itu, tambah dia, ada tambahan alternatif yakni pengecoran pada pinggiran pipa yang diperkirakan butuh waktu empat sampai enam jam hingga beton menjadi padat, dengan spesifikasi be­ton yang biasa dipakai untuk pembuatan jalan tol. “Semua sudah kami siapkan dalam hal perbaikan. Tapi ada kendala, seperti hujan turun, lalu ada part yang harus di­potong. Rencana Selasa (20/7) pukul 00:00 WIB selesai. Tapi mundur sampai pukul 05:00 WIB. Lalu pukul 07:00 WIB air sudah bisa dialirkan ke WTP Dekeng. Sudah menga­lir 1.200 liter per detik,” ung­kapnya. Saat pipa dalam perbaikan, kata Rino, sempat mengguna­kan pipa di sebelah pipa yang bocor dengan kapasitas 700 liter per detik. Setelah dicek rupanya pengaliran air Kota Bogor lumpuh dan tercatat ada 70 ribu pelanggan terdam­pak. “Kami siapkan 27 mobil tangki, dengan kapasitas satu mobil empat hingga lima me­ter kubik. Tapi karena banyak yang meminta air, kami tidak bisa melayani semua karena keterbatasan armada,” ujarnya. Ia berencana pada Selasa (20/7) sore bisa finishing dan dilanjut ke daerah yang kecil pengaliran airnya. Saat ini pipa besar sudah mengalir. Ia memprediksi satu sampai dua hari ke depan sudah kem­bali normal. “Dalam perbai­kan ini saya mengumpulkan direktorat teknik dan peng­erjaan di bawah tanggung jawab dirtek,” katanya. Menurutnya, langkah anti­sipasi sudah dilakukan tiga tahun lalu. Waktu itu lantaran merupakan tanah PT KAI. Awalnya Tirta Pakuan harus merelokasi dengan konseku­ensi setop produksi tiga bulan. “Sampai akhirnya PT KAI menggeser jalur dan mengu­bah desain,” terangnya. Di sisi lain, ia menyebut ada pipa Tirta Pakuan sepanjang 400 meter yang juga rawan terdampak proyek Double Track. Pihaknya pun bakal berkoor­dinasi dengan kontraktor pelaksana agar ada penguaran di lokasi tersebut. Jika ditotal sepanjang 1,6 kilometer pipa milik Tirta Pakuan yang bersing­gungan atau kritis dengan proyek Double Track. “Kami saat ini masih ber­pikir air mengalir, untuk berhitung penggantian dari kontraktor pelaksana Double Track belum dihitung. Kami nanti berhitung berapa jum­lah effort yang dikeluarkan dan berapa jumlah air di­keluarkan. Dampak sosial yang paling mengena, 70 pelanggan ngamuk. Untuk penghitungan akan dilaku­kan dirtek dan dirum be­rapa jumlahnya,” tuntasnya. (ryn/yok/py)

Tags

Terkini