Kota Bogor dalam waktu dekat bakal memiliki bus dari program Buy The Service (BTS) besutan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Sebab, proses tender disebut sudah selesai dengan konsorsium Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) sebagai pemenang tender dan tinggal menunggu realisasi Oktober. UNTUK operasional 20 unit bus dari total 75 unit bus secara bertahap, BPTJ menggelontorkan duit subsidi lebih dari Rp50 miliar. Tak aneh BPTJ bakal melakukan pengawasan dan evaluasi ketat atas operasional bus agar sesuai standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan. Termasuk kemungkinan penalti atau sanksi bila program tidak berjalan sesuai harapan. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Humas BPTJ, Budi Rahardjo, mengatakan, program ini lebih tepat disebut sebagai BTS alih-alih sekadar bantuan bus. Pemenang lelang jadi operator dari program operasional bus dengan sistem bus rapid transit. Sementara armada bus akan diberikan pemerintah melalui BPTJ yang direncanakan sudah operasional akhir September 2021. Ia menambahkan, program BTS merupakan subsidi dari pemerintah pusat melalui BPTJ/Kementerian Perhubungan. Selain dukungan bus, operasional pelayanan juga akan ditanggung BPTJ selama subsidi. “Peran BPTJ tentunya melakukan pengawasan dan evaluasi atas operasional pelayanan bus agar sesuai standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan,” katanya saat dihubungi Metropolitan, Rabu (1/9). Budi menegaskan, tujuan subsidi dalam bentuk BTS adalah meningkatkan kualitas layanan angkutan umum massal agar sebanyak mungkin masyarakat mau memanfaatkan angkutan umum massal. Jika layanan angkutan umum massal berbasis di daerah khususnya di Kota Bogor sudah terstandarisasi sesuai sistem Bus Rapid Transit (BRT), nantinya akan memudahkan integrasi layanan se-Jabodetabek. “Ini skema BTS, jadi subsidi secara keseluruhan pelayanan baik pengadaan armada maupun operasionalnya. Armada secara keseluruhan 75 unit yang akan dioperasionalkan secara bertahap. Kalau masalah anggaran saya masih perlu nanya satker ya,” terangnya. Saat ditanya jika di tengah jalan program tidak berjalan maksimal atau pemda tidak mampu jamin keamanan sesuai PKS, ia menyebutkan penalti atau sanksi akan melihat hasil evaluasi terlebih dulu seperti apa. “Nanti dilihat dulu hasil evaluasi seperti apa,” imbuhnya. Sebelumnya, kehadiran bus program Buy The Service (BTS) dari pemerintah pusat untuk Kota Bogor semakin dekat. Meskipun sempat molor lantaran ditargetkan Agustus bisa terealisasi, sebanyak 20 unit bus BTS disebut bakal segera ngaspal pada Oktober. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Eko Prabowo. Ia mengatakan, proses tender yang dilakukan pemerintah pusat sudah rampung dan menyelesaikan tahap masa sanggah. Alhasil, pihak ketiga yang nantinya bakal mengelola operasional bus BTS ditetapkan konsorsium Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) sebagai pemenang. “Sudah ada pemenangnya itu konsorsium PDJT. Makanya kami minta segera direalisasi, minimal pertengahan Oktober ini sudah jalan,” katanya. Dalam pelaksanaan nantinya, bus BTS akan mendapatkan subsidi dari Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sekitar Rp52-55 miliar. Ia juga mengaku sudah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan berbagai pihak, termasuk Kemenhub dalam konteks kewajiban dari Dishub Kota Bogor untuk menjamin kelancaran dan keamanan bus BTS. PKS tersebut, sambung dia, berlaku lima tahun. Selama ini total 75 unit bus harus bisa ngaspal. Saat ini rencana baru 20 bus yang akan ngaspal di dua koridor terlebih dulu, yakni koridor satu dan dua yang saat ini eksisting digunakan bus Transpakuan. “Jumlahnya 20 unit. Bus baru dibiayai subsidi dari Kemenhub. Nanti selama lima tahun mesti bisa kejar 75 unit yang ngaspal. Oktober ini akan diluncurkan. Pemenangnya dari konsorsium dari PDJT, yakni beberapa perusahaan besar bus jadi satu. Ada badan hukum angkot di Bogor juga,” jelas Danjen, sapaan karibnya. Danjen menjelaskan, program BTS tersebut nantinya akan mengubah tiga angkot menjadi satu bus berukuran tiga perempat yang nantinya bakal beroperasi di enam koridor trayek angkot di Kota Bogor. Ia menilai program ini sangat baik dalam konteks penataan transportasi di Kota Bogor. Bahkan, program tersebut sesuai Perda Kota Bogor, yakni mewujudkan program konversi 3:1 yakni tiga angkot menjadi satu bus. (ryn/eka/py)