METROPOLITAN - Selain baru terealisasi 29 persen, proyek pembangunan Alun- Alun Kota Bogor di lahan eks Taman Topi (Taman Ade Irma Suryani) juga menelan ’korban’, yakni 13 pohon harus ditebang. Proyek yang membutuhkan anggaran Rp13,6 miliar itu pun mendapat sorotan tajam dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Atang Trisnanto. Ia mewanti-wanti Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) segera menggeber progres pekerjaan yang baru 29 persen itu. Atau, bisa dengan menambah jumlah tenaga kerja atau jumlah peralatan. Ia merasa volume pekerjaan harus terus ditingkatkan tanpa harus menurunkan kualitas dan standar pembangunan yang ada. Sehingga target selesai pada 7 Desember 2021 bisa dicapai. ”Memang harus segera dikebut, apakah ditambahkan, jumlah tenaga kerja atau jumlah peralatan. Saya kira volume pekerjaan harus terus ditingkatkan tanpa harus menurunkan kualitas dan standar pembangunan yang ada, sehingga target bisa dicapai,” katanya kepada Metropolitan, Rabu (22/9). Tak hanya itu, pihaknya juga akan mengecek progres pembangunan proyek yang disuntik bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat itu dalam waktu dekat. ”Hal ini untuk memastikan jalannya pembangunan, apakah berjalan dengan baik dan tidak melanggar standar yang sudah ditetapkan serta harus selesai tepat sebelum tenggat waktu yang ada,” tutur politisi PKS itu. Sarjana Kehutanan di IPB itu juga menyoroti penebangan pohon dalam pembangunan Alun-Alun Bogor yang dilakukan Disperumkim. Ia mengaku bakal mengecek langsung kondisi tersebut. Sebab, saat groundbreaking Alun-Alun Kota Bogor dan Masjid Agung beberapa waktu lalu, pihaknya langsung menanyakan Disperumkim untuk memastikan berapa jumlah pohon yang ditebang. ”Berapa yang ditebang dan berapa yang dipertahankan. Saat itu kami menerima argumentasi bahwa pohon yang ditebang adalah pohon yang secara kualitas atau kondisi sudah layak ditebang, keropos dan lainnya. Sementara yang lain tetap dipertahankan,” tegas Atang. Ia menambahkan, ada janji dari penyelenggara anggaran bahwa pohon yang ditebang itu akan diganti. Sehingga pihaknya akan mengecek kembali, jangan sampai pembangunan fisik tersebut mengakibatkan rencana konservasi yang direncanakan jadi napas Kota Bogor sebagai Kota Taman malah terganggu. ”Janji dari penyelenggara adalah pohon yang ditebang itu akan diganti. Kita akan coba cek lagi, jangan sampai nanti pembangunan fisik ini mengakibatkan rencana konservasi yang jadi napas Kota Bogor, Kota Taman, itu terganggu. Harus kita pastikan, harus segera dilakukan,” jelasnya. Sebelumnya, tiga bulan jelang akhir tahun, proyek pembangunan Alun-Alun Kota Bogor di lahan eks Taman Topi atau Taman Ade Irma Suryani rupanya baru terealisasi 29 persen. Padahal, proyek yang menelan biaya Rp13,6 miliar itu ditarget rampung 7 Desember. Untuk memuluskan pembangunan ambisius yang dananya bersumber dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) diketahui mesti menebang lebih dari 30 pohon yang sudah ada sejak lama. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pertamanan Penerangan Jalan Umum dan Dekorasi Kota pada Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor, Irfan Zacky. (ryn/eka/py)