METROPOLITAN - Proyek pembangunan Alun-Alun Kota Bogor di eks lahan Taman Topi (Taman Ade Irma Suryani) tidak cuma mendapat sorotan di Kota Bogor saja. Tak aneh, pekerjaan dengan nilai Rp13 miliar itu disuntik dana bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat yang memelototi dan menaruh perhatian khusus proyek dengan pengguna anggaran Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor itu. Hal tersebut diungkapkan anggota DPRD Jawa Barat daerah pemilihan (dapil) Kota Bogor, Iwan Suryawan. Bahkan, pihaknya mewanti-wanti Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui dinas terkait untuk menyelesaikan pembangunan sesuai target waktu yang sudah ditentukan. Mengingat progres pekerjaan ditengarai baru selesai sekitar 30 persen. Padahal, proyek Alun-Alun Kota Bogor itu ditarget rampung pada 7 Desember atau tersisa waktu kurang dari tiga bulan lagi. ”Implementasi kegiatan penataan Alun-Alun Bogor yang berasal dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), kita ingatkan harus diselesaikan sesuai tahun anggaran yang berjalan,” katanya kepada Metropolitan, Minggu (26/9). Tak hanya itu, sambung dia, ada pengawasan khusus yang dilakukan DPRD Jawa Barat terkait pengunaan anggaran pembangunan Alun-Alun Kota Bogor ini agar tepat waktu dan sesuai perencanaan. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menegaskan, berbagai proyek infrastruktur di Jawa Barat, termasuk pekerjaan Alun-Alun di Kota Bogor, akan diawasi secara khusus dari Komisi IV DPRD Jawa Barat. ”Ada (pengawasan khusus, red). Ya pengawasan khusus dari komisi terkait yaitu Komisi IV,” ujarnya. Sebelumnya, selain baru terealisasi 29 persen, proyek pembangunan Alun-Alun Kota Bogor di lahan eks Taman Topi (Taman Ade Irma Suryani) juga menelan ‘korban’, yakni 31 pohon yang harus ditebang. Proyek yang membutuhkan biaya Rp13,6 miliar itu pun mendapat sorotan tajam dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Atang Trisnanto. Ia mewanti-wanti Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) agar secepatnya menggeber progres pekerjaan yang baru 29 persen itu. Bisa dengan menambah jumlah tenaga kerja atau jumlah peralatan. Ia merasa volume pekerjaan harus terus ditingkatkan tanpa harus menurunkan kualitas dan standar pembangunan yang ada. Sehingga target selesai pada 7 Desember 2021 bisa dicapai. ”Memang harus segera dikebut, apakah ditambah jumlah tenaga kerja atau jumlah peralatannya. Saya kira volume pekerjaan harus terus ditingkatkan tanpa harus menurunkan kualitas dan standar pembangunan yang ada, sehingga target bisa dicapai,” katanya kepada Metropolitan. Pria bergelar sarjana kehutanan di IPB itu juga menyoroti penebangan pohon di pembangunan alun-alun yang dilakukan Disperumkim. Ia menegaskan bakal mengecek langsung kondisi-kondisi tersebut. Sebab, saat groundbreaking Alun-Alun Kota Bogor dan Masjid Agung beberapa waktu lalu, pihaknya langsung menanyakan Disperumkim untuk memastikan berapa jumlah pohon yang ditebang. “Berapa yang ditebang, berapa yang dipertahankan. Saat itu kami menerima argumentasi bahwa pohon yang ditebang adalah pohon yang secara kualitas atau kondisi sudah layak ditebang, keropos dan lainnya. Sementara yang lain tetap dipertahankan,” tegas Atang. Atang menambahkan, ada janji dari penyelenggara anggaran bahwa pohon yang ditebang itu akan diganti. Sehingga pihaknya akan mengecek kembali, jangan sampai pembangunan fisik tersebut mengakibatkan rencana konservasi yang direncanakan jadi napas Kota Bogor sebagai Kota Taman malah terganggu. “Janji dari penyelenggara adalah pohon yang ditebang itu akan diganti. Kita akan coba cek lagi, jangan sampai nanti pembangunan fisik ini mengakibatkan rencana konservasi yang jadi napas Kota Bogor, Kota Taman, itu terganggu. Harus kita pastikan juga harus segera dilakukan,” jelasnya. (ryn/eka/py)