metro-bogor

Harga Minyak Goreng Melejit, Pedagang Menjerit

Kamis, 4 November 2021 | 11:55 WIB

Sejumlah pedagang sembako di Kota Bogor mengeluhkan sepinya pembeli imbas kenaikan harga minyak goreng saat ini. Bahkan, kenaikannya mencapai lebih dari 45 persen atau setara Rp6.000 per kilogram atau per liternya. SEORANG pedagang sem­bako di Pasar Jambudua, De­den, menuturkan, saat ini konsumennya terkejut saat membeli minyak goreng. Se­bab, harga minyak goreng curah sudah menyentuh angka Rp19.000 dari sebelum­nya Rp13.000 per kilogramnya. Sedangkan minyak goreng kemasan dari Rp14.000 kini menjadi Rp20.000 per liternya. ”Sekarang orang-orang ka­lau beli minyak goreng pada kaget harganya tinggi. Bukan hanya minyak curah, tapi minyak kemasan juga pada naik,” keluhnya kepada war­tawan, Rabu (3/11). Belum lagi, sambung Deden, saat ini ketersediaan minyak go­reng di pasaran langka. Kemungkinan ini terjadi karena kenaikan harga sawit yang merata di seluruh In­donesia. Untuk itu, ia berharap pe­merintah hadir menstabilkan kembali harga pasaran, baik minyak goreng curah dan kemasan. “Pembeli juga men­urun karena harganya naik. Jadi berpengaruh juga sama pendapatan. Maunya normal lagi, seperti semula,” ujarnya. Hal senada diungkapkan pedagang sembako lainnya, Usep. Menurutnya, dari hari ke hari harga minyak goreng terus melejit hingga berpeng­aruh terhadap pemasukannya. “Naiknya sudah dari akhir bulan kemarin. Dampaknya pembeli menurun, pengha­silan kita juga ikut turun,” katanya. Usep pun meminta pemerin­tah segera turun tangan men­gatasi masalah ini. Sebab, informasi yang didapat, ke­naikan ini akan terus terjadi hingga akhir tahun. “Pemerin­tah harus hadir, masyarakat resah soalnya. Yang saya tahu sampai Desember akan naik terus. Mungkin ke depan bisa lebih dari Rp20 ribu,” ujarnya. Sementara itu, seorang pem­beli, Ani, meminta pemerin­tah memperhatikan warga berekonomi rendah. Sebab, minyak goreng merupakan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat. “Mungkin bagi yang punya uang sih nggak masalah ya, tapi gimana warga yang penda­patannya pas-pasan. Bagai­manapun kita tetap beli walau mahal, karena kan kebutuhan pokok sehari-hari,” pungkas perempuan berhijab itu. (rez/eka/py)

Tags

Terkini