METROPOLITAN - Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto, merasa pesimis dengan kualitas proyek pembangunan trotoar dan jalur sepeda di sepanjang sisi jalan dari arah Air Mancur hingga Denpom III/1 Bogor. Sebab, proyek yang memiliki pagu anggaran senilai Rp5 miliar itu dilakukan dengan waktu yang mepet alias terbatas. ”Ini pekerjaan yang sangat riskan, di mana sisa waktu tinggal satu setengah bulan lagi, kemudian (tahapannya saat ini) baru masa sanggah, belum mulai pekerjaan, maka akan banyak hal yang akan dikorbankan,” kata Atang kepada Metropolitan, kemarin. ”Pertama kualitas, kedua masalah keamanan administrasi, ketiga pengawasan baik dari masyarakat atau DPRD akan mengalami masalah karena terburu-burunya pekerjaan,” sambungnya. Untuk itu, Atang meminta tata kelola manajemen yang dilakukan pemerintah harus diperbaiki pada tahun mendatang. Sebab, semua program dan kegiatan sudah diketahui sebelum enam bulan waktu berjalan. ”Seperti tahun ini masing-masing SKPD sudah tahu masing-masing kegiatan sejak September dan 30 November sudah diketok. Artinya, ada dua bulan untuk SKPD menyiapkan administrasi dan lain sebagainya, seharusnya ini semua bisa dilakukan awal tahun,” ujarnya. ”Ingat Kota Bogor ini punya curah hujan yang tinggi dan ini bisa terjadi November hingga Januari, ini juga perlu diawasi,” lanjutnya. Di sisi lain, Atang mengaku sudah menyampaikan untuk menguatkan kembali pengawasan masing-masing Komisi DPRD kepada semua pekerjaan yang dilakukan mitra kerja mereka, terutama terkait pembangunan di Komisi III DPRD. “Sejak awal sudah kita sampaikan bahwa pemerintah jangan terbiasa melakukan semua pekerjaan di dalam semester, terakhir atau di triwulan terakhir. Karena kita tidak bisa memastikan kejadian alam, kejadian segala macam itu bisa kita tangani dengan baik, sehingga ini rentan terjadinya kegagalan atau tertundanya pekerjaan,” paparnya. Atang juga menilai banyaknya proyek fisik yang sedang dibangun jelang pergantian tahun tersebut menunjukkan manajemen tata kelola pemerintahan yang tidak baik. “Jadi, kalau tata kelola pemerintahan tertata dengan baik, maka pekerjaan dapat terdistribusi merata di semua tempat,” ucapnya. Meski demikian, DPRD autokritik dengan lembaganya sendiri. Ia mengakui banyak pekerjaan yang tengah digarap wakil rakyat itu belum selesai sepenuhnya. “Ada sekian raperda yang harus dibahas DPRD, sekian regulasi yang harus diselesaikan, sekian fungsi pengawasan yang harus dikerjakan, sekian pekerjaan lain yang harus dikerjakan, tapi Alhamdulillah dari hasil pemantauan Insya Allah bisa berlangsung dengan baik. Hanya memang satu dua terkendala, karena kebijakan PPKM Darurat,” bebernya. Sekadar diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bakal kembali menata kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Penataan kali ini dilakukan dengan cara membangun trotoar dan jalur sepeda di sepanjang sisi jalan dari arah Air Mancur hingga Denpom III/1 Bogor. Saat ini proyek pembangunan infrastruktur tersebut masih dalam proses lelang di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bogor. Adapun kegiatan yang memiliki pagu anggaran senilai Rp5 miliar itu saat ini dalam proses masa sanggah pada Minggu (7/11). ”Benar, jalur sepeda, hanya di sisi kiri saja. Dari arah Air Mancur sampai Denpom. Lebih dari 1 Km. Terintegrasi ke pedestrian SSA,” kata Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Chusnul Rozaqi. Meski proyek pembangunan trotoar dan jalur sepeda Jalan Jenderal Sudirman saat ini masih tahap masa sanggah, proyek yang memiliki pagu senilai Rp5.053.568.003 itu sudah memiliki pemenang. Adapun pemenang proyek ini jatuh ke CV Tjandra Winata Karya. Perusahaan ini berada pada urutan pertama dengan harga penawaran Rp4. 042.382.194. Dijadwalkan bila tak ada halangan, maka proses tanda tangan kontrak bisa dilakukan paling cepat pada 15 November. Artinya, pengerjaan bisa dilakukan mulai 16 November dengan menyisakan waktu 46 hari lagi pada tahun ini. (rez/els/py)