METROPOLITAN - Proyek pembangunan pedestrian dan jalur sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bogor, terus jadi sorotan. Bagaimana tidak, pengerjaan dengan nilai Rp5 miliar itu dikerjakan hanya kurang dari dua bulan menjelang akhir tahun. Tak aneh, proyek ini pun dianggap gila bagi beberapa pihak. Salah satunya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bogor. Ketua PC PMII Kota Bogor, Fahreza Berliansyah, menyebut proyek pembangunan pedestrian dan jalur sepeda di Jalan Jenderal Sudirman sebagai proyek gila. Sebab dengan nilai pekerjaan yang mencapai Rp5 mililar, waktu pengerjaannya hanya sekitar satu bulan. Ia pun khawatir pekerjaan tidak akan beres secara kualitas dan progres waktu, mengingat waktu pengerjaan yang mepet. “Proyek pembangunan pedestrian dan jalur sepeda di Jalan Jenderal Sudirman ini saya lihatnya agak gila sih. Masa proyek sebesar Rp5 miliar, waktu pengerjaannya hanya sebulan. Jujur saya khawatir ini pekerjaannya nggak benar,” katanya kepada Metropolitan, Minggu (14/11). Selain itu, Fahreza juga menyoroti adanya kabar proyek ini justru diperjualbelikan demi bisa mengejar target pembangunan. Ia berharap hal itu tak terjadi lagi. Pihaknya pun mengingatkan Pemkot Bogor lebih perhatian ke depannya. Sebab melaksanakan pembangunan fisik yang baru dimulai akhir tahun sangat berisiko. Proyek ini jadi perhatian banyak pihak, sehingga ia bakal mengawal proyek hingga tuntas lantaran duit rakyat yang digunakan tidak sedikit. “Kabarnya di pemberitaan ada yang mempertanyakan proyek ini diperjualbelikan. Saya berharap ini tidak terjadi. Pemkot Bogor seharusnya lebih sadar terkait apa yang akan dikerjakan, terutama kualitasnya. Kami akan pelototi terus (proyek ini, red), karena ini kan menggunakan uang rakyat saat seperti ini. Jangan sampai hasilnya nggak sesuai uang yang dianggarkan,” tegas Fahreza. Sebelumnya, usai Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto yang pesimis dengan kualitas pembangunan lantaran waktu pengerjaan yang mepet, ramai-ramai warga buka suara soal proyek sepanjan Jalan Jenderal Sudirman dari Air Mancur hingga Denpom III/1 Bogor itu. Salah satunya Wakil Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bogor, Supriantona Siburian. Anto, sapaan karibnya, pesimis proyek yang punya waktu 46 hari itu bakal rampung tepat waktu. Bagaimana tidak, akhir tahun di Kota Bogor akrab dengan lebih seringnya curah hujan tinggi. Ditambah kondisi sekitar jalan Sudirman yang padat akitfitas pada pagi hingga malam hari. Ia mengingatkan kontraktor untuk tidak memperjualbelikan paket tersebut agar tetap menjaga kualitas dan spek pekerjaan. Baik pedestrian maupun jalur sepeda. “Kalau buru-buru juga kan pengerjaannya tidak akan baik juga dan berpengaruh kepada kualitas,” ujarnya. Hal serupa juga dikhawatirkan Ketua Bidang PTKP HMI cabang Kota Bogor, Ramdan. Bahkan, pihaknya mengaku bakal memelototi proyek tersebut hingga tuntas. “Waktunya sudah mepet. Hanya ada waktu 46 hari. Bisa saja ini akan selesai lewat tahun,” paparnya. “Jangan juga kualitas dari trotoar dan jalur tersebut dikurangi. Lebih penting, tidak boleh ada praktik jual beli proyek dari pemenang lelang ke pihak lain. Kalau itu terjadi pasti berimbas dengan penurunan kualitas dan tidak sesuai spek,” pungkasnya. (ryn/eka/py)