METROPOLITAN – Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) bakal memperketat pemeriksaan bus-bus yang beroperasi di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Sarana Prasarana (Sarpras) Dishub Kota Bogor, Ishlahudin. Menurutnya, bakal ada pengetatan pemeriksaan fisik bus-bus yang beroperasi di Terminal Baranangsiang hingga jelang libur Nataru. ”Ada (pengetatan pemeriksaan bus jelang Nataru, red). Sebenarnya kalau uji di sini (kantor Dishub, red) bisa dibilang uji berkala. Tiap kendaraan wajib uji enam bulan sekali. Tapi Nataru ini ada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan dan pengujian dilanjutkan di Terminal Baranangsiang,” bebernya saat ditemui Metropolitan, kemarin. Tak hanya itu, sambung Ishlahudin, pihaknya ingin memastikan bus-bus angkutan umum berbagai tujuan, baik dalam provinsi maupun luar, berjalan dalam kondisi baik. Termasuk saat libur Nataru nanti, pemeriksaan berkala dilakukan mulai saat ini hingga nanti puncaknya nanti. ”Ini sedang berlangsung. Semua bus yang akan digunakan untuk angkutan Nataru kita pastikan lagi. Walaupun mereka yang beroperasi di Terminal Baranangsiang rata-rata sudah lulus uji, karena dibuku ujinya mereka sudah punya,” tandas mantan kepala UPTD Terminal Dishub Kota Bogor itu. ”Tapi tetap karena ini sifatnya insidentil, makanya kita tetap uji di sana (Terminal Baranangsiang, red) lagi. Semacam uji petik atau sampel, tiap hari itu kita lakukan sampai nanti Nataru,” sambungnya. Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengingatkan warga tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) saat berlibur akhir tahun ini. Peringatan itu disampaikan menyusul Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah memutuskan akan membuka semua sektor saat libur Nataru di wilayahnya. Apalagi, pemerintah pusat telah membatalkan rencana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 secara serentak jelang musim libur Nataru di Indonesia. “Pada prinsipnya kita dukung langkah yang diambil pemerintah pusat atas pertimbangan tidak ada indikasi yang menunjukkan ke arah gelombang ketiga, karena faktor vaksinasi yang telah membentuk herd immunity,” kata Dedie, Minggu (12/12). ”Meski situasi saat ini terlihat landai dan rendah kasus baru, bukan berarti sudah aman. Perlu kebersamaan untuk menuntaskan pandemi dan memulai pemulihan ekonomi,” sambungnya. (ryn/ eka/py)