metro-bogor

Buntut Hadiah Voucer bagi Juara Renang di Kota Bogor, Dewan bakal Panggil Kadispora

Rabu, 2 Februari 2022 | 11:30 WIB

METROPOLITAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor beren­cana memanggil Kepala Dis­pora Kota Bogor, Hery Kar­nadi, dalam waktu dekat. Pemanggilan ini buntut dari kekecewaan sejumlah orang tua atlet renang atas hadiah voucer bagi para juara dalam Kejuaraan Dispora Cup 2022 Kota Bogor atau Bogor Ngo­cepat 1. “KOMISI IV DPRD Kota Bo­gor merasa sangat penting memanggil Dispora Bogor agar polemik tentang hadiah Dispora Cup ini tidak meng­hambat dan mengganggu semangat berprestasi para atlet di Kota Bogor,” terang Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Karnain Asyhar. Menurutnya, hadiah berupa voucer senilai Rp50 ribu ini sangat tidak layak jika dilihat dari aspek kepatutan. Sebab, ajang prestasi atau even ke­juaraan yang mengompetisi­kan prestasi beberapa nomor lomba cabang olahraga renang itu seharusnya mampu me­rumuskan apresiasi yang lebih pantas untuk para juara. “Tidak asal ada hadiah yang terkesan asal-asalan dan tidak mencerminkan kepantasan apresiasi pemkot (Dispora, red) terhadap prestasi pe­serta lomba,” ujarnya. “Ini menyangkut harkat dan mar­tabat Pemkot Bogor dan mar­tabat para juara. Tidak sepatut­nya para juara diberikan apresiasi alakadarnya,” sam­bung Karnain. Ia juga menilai dari aspek motivasi berprestasi, seha­rusnya hadiah yang diberikan tidak sekadarnya. Sebab, ini berkaitan dengan motivasi atlet muda Kota Bogor. Untuk itu, ia menyayangkan pihak Dispora Kota Bogor tidak meninjau ulang besaran hadiah yang dialokasikan kepada para juara. Padahal pihak Dispora seharusnya bisa melipatgandakan nilai hadiah agar para juara lebih termotivasi untuk berpresta­si pada even-even selanjutnya. “Jika apresiasinya lebih rendah dari biaya pendaftaran ini bisa meruntuhkan motivasi dan sportivitas serta seman­gat juang peserta untuk ber­kompetisi dan berprestasi,” imbuhnya. Tak hanya itu, Karnain juga mengritik Dispora yang dini­lai tidak serius dalam menja­ring bakat-bakat muda di Kota Bogor. Di mana even yang digelar dalam skala tingkat Kota Bogor ini seharusnya bisa memberikan reward yang lebih besar dan menjadi ajang prestisius. Padahal, jika Dis­pora meminta dukungan ang­garan untuk menyiapkan lomba untuk menjaring bakat-bakat muda di Kota Bogor, ia mengaku siap mendukung. “Jika panitia dan kadispora serius mencari bakat atlet ber­prestasi, seharusnya even ini didesain secara matang dengan dukungan anggaran yang pan­tas. Ini juga menunjukkan martabat even tingkat kota untuk menyelamatkan marwah dan martabat Pemkot Bogor. Kita juga siap mendukung jika memang anggaran itu dibu­tuhkan,” ujarnya. Sebelumnya, sejumlah orang tua atlet renang di Kota Bogor murka. Ini terjadi setelah anak mereka yang memenangi Ke­juaraan Renang Dispora Cup 2022 Kota Bogor atau Bogor Ngocepat 1 hanya dihadiahi voucer oleh panitia. “Anak saya ikut kejuaraan daftar Rp60.000 per satu nomornya. Total ada enam nomor yang diikuti anak saya,” kata salah satu orang tua atlet yang eng­gan disebutkan namanya saat ditemui di lingkungan Balai Kota Bogor, baru-baru ini.“Tapi, pas anak saya memenangi salah satu nomor, hadiahnya cuma dapat voucer. Dua vou­cer belanja total Rp50.000 dan dua voucer tiket berenang,” sambungnya kesal. Atas kejadian itu, pria ber­perawakan tinggi besar ini pun mempertanyakan hadiah yang diberikan panitia kepada para juara. Sebab, hadiah berupa voucer ini sudah mem­buat mental anaknya terpukul. “Ya kecewa, anak saya sampai tanya hadiahnya cuma voucer saja. Saya khawatir anak saya nggak mau ikut kejuaraan lagi,” keluh pria bertopi itu. “Bukan saya saja, orang tua atlet lain juga banyak yang mempertanyakan hadiah dari panitia. Masa sekelas Dispora tidak ada hadiah uang pembinaan,” ujarnya. Sekadar diketahui, dalam Kejuaraan Renang Dispora Cup 2022 Kota Bogor atau Ngocepat 1, total ada 325 at­let yang mengikuti ajang ber­gengsi ini. Setiap atlet dibe­baskan mendaftar di beber­apa nomor dari beberapa kategori umur yang dipertan­dingkan. Namun dari setiap nomor, para atlet diwajibkan membayar biaya pendaftaran senilai Rp60.000 ke panitia penyelenggara. Adapun ke­juaraan ini berlangsung di Kolam Renang Mila Kencana pada Sabtu (22/1). Menanggapi hal tersebut, Ketua Panitia Dispora Cup 2022 Kota Bogor, Sopian San­jaya, mengklarifikasi terkait kekecewaan sejumlah orang tua atlet renang akan hadiah berupa voucer itu. “Kejuaraan ini pertama ke­giatan di luar Dispora. Ini ke­giatan mandiri dan non-APBD. Kegiatan diselenggarakan Garuda Sport Indonesia (GSI) yang bekerja sama dengan Dispora Kota Bogor dan per­wasitannya dari PWRSI Kota Bogor,” kata Sopian kepada wartawan, baru-baru ini. “Ke­giatan mandiri ini untuk membangun prestasi Kota Bogor yang sudah vakum ham­pir dua tahun tak pernah ada even renang,” sambungnya. Soal hadiah yang diberikan panitia kepada para juara, menurut Sopian, sebenarnya sudah disepakati dari awal bahwa pihaknya hanya mem­berikan medali dan piagam. Lalu, pihaknya juga membe­rikan piala khusus bagi seko­lah yang jumlah atletnya banyak memenangi Kejua­raan Renang Dispora Cup 2022 Kota Bogor atau Ngocepat 1. “(Tapi) Saat berjalannya waktu, ternyata dari sponsor melihat dan memberikan apresiasi berupa voucer yang kita terima. Di situ kita bing­ung, akhirnya (diputuskan) voucer ini kita berikan ke­pada pemenang,” katanya. “Itu ibaratnya bentuk hiburan atau tambahan untuk para peraih emas,” sambung pria yang sekaligus pendiri GSI ini. Namun, ia mengaku tidak tahu jika hadiah berupa voucer ini malah menjadi persoalan. Sebab, sesuai kesepakatan awal yang sudah diumumkan saat technical meeting, panitia tidak memberikan hadiah berupa uang pembinaan. “Sudah disampaikan ke­pada pelatih, hanya medali dan piagam. Jadi memang ibaratnya yang penting mem­berikan satu kegiatan berman­faat khususnya bagi pelajar Kota Bogor. Ada kegiatan yang menunjang prestasi mereka,” ujarnya. “(Kalau jadi persoa­lan) Mungkin tidak tersam­paikan oleh pelatihnya. Kalau kita sih karena pada saat penyampaian terakhir memang menyampaikan, dari awal bahwa kita itu tidak ada ha­diah uang pembinaan sama sekali,” lanjutnya. Saat disinggung soal uang pendaftaran para atlet, So­pian menuturkan bahwa uang pendaftaran digunakan untuk membeli medali, piagam hingga pembayaran lainnya. Salah satunya wasit. “Bukan hanya piagam juara, semua peserta diberikan piagam. Untuk medali khusus juara saja mencapai 110 buah. Be­lum medali perak dan pe­runggu, dikali dua berarti ada 220 buah. Ketebalan medali­nya juga lumayan besar seki­tar 2 milimeter,” bebernya. “(Belum lagi) Seperti tenda kita maksimalkan, untuk ke­panitian kurang lebih ada 56 wasit di luar dari kepanitian hingga dari 30 anak yang menda­patkan juara ini sedang digoj­lok untuk meningkatkan di even-even berikutnya,” beber­nya. “Jadi, kita memang ba­nyak pengeluaran yang begitu besar, tapi kita tetap optimalkan supaya kejuaraan tetap ter­laksana,” lanjut Sopian. Meski begitu, tambah So­pian, para atlet yang berhasil meraih juara dalam ajang ini bisa memanfaatkan penghar­gaan yang sudah diraihnya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya melalui jalur prestasi (japres). “Penghargaan ini bisa di­gunakan untuk mendaftar ke sekolah melalui japres dan itu sudah sesuai hasil rapat. Dalam penghargaan itu juga ada rekomendasi even, kalau untuk TK-SMP dari Disdik dan kalau SMA lewat KCD. Intinya (penghargaan, red) berpeng­aruh dan bermanfaat,” ujarnya. Adapun jumlah peserta yang mengikuti kejuaran ini men­capai 300 orang lebih. Mulai dari tingkat TK hingga SMA se-Kota Bogor. Ada enam ka­tegori umur dengan bebera­pa nomor yang dipertanding­kan dalam kejuaraan ini. Sementara itu, Kabid Pre­stasi Dispora Kota Bogor, Danny Suhendar, meminta maaf kepada orang tua atlet atas kekecewaan yang dirasakan dalam ajang Kejuaraan Renang Dispora Cup 2022 Kota Bogor atau Ngocepat 1 ini. Bahkan, ada orang tua atlet yang langs­ung mempertanyakan persoa­lan ini kepadanya. “Kita juga serbadilematis. Tidak ada hadiah dan kita ketitipan (voucer), akhirnya diputuskan diberikan hanya untuk juara satu,” kata Danny. “Ada yang nanya juga tapi setelah dijelaskan akhirnya menerima. Sudah dijelaskan di-technical meeting dan ha­diah hiburan berupa voucer. Ada miss (kesalahan, red) di-technical meeting. Intinya lain kali harus ada uang pembi­naan dan yang pasti kita tidak mencari untung,” sambungnya. (rez/eka/py)

Tags

Terkini