METROPOLITAN – Perlintasan kereta api di Jalan Kebonpedes (Bondes), Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, seringkali menjadi biang kemacetan hingga jalan-jalan sekitarnya saat kereta melintas. Sejatinya wacana pembangunan underpass untuk mengatasi kemacetan sudah mengemuka sejak beberapa tahun silam, namun tak kunjung terealisasi. Teranyar, pembangunan underpass di perlintasan kereta Kebonpedes menjadi salah satu kegiatan yang diusulkan prioritas dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Tanahsareal 2023. Camat Tanahsareal, Sahib Khan, mengatakan, usulan pembangunan underpass Kebonpedes ini sudah cukup lama, namun belum terealisasi. Padahal di beberapa perlintasan kereta lain di Kota Bogor sudah terlaksana berbagai kegiatan pembangunan, seperti underpass Jalan Sholeh Iskandar dan fly over Jalan RE Martadinata. “Dengan pembangunan underpass tersebut, diharapkan bisa memperlancar arus lalu lintas di ruas Jalan Kebonpedes,” katanya usai acara Musrenbang di Perumahan Griya Indah Bogor, Kelurahan Kedungbadak, Rabu (16/2). Apalagi, kata dia, frekuensi kereta api di perlintasan tersebut cukup tinggi. Harapan lainnya bisa lebih menjamin keselamatan pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut. Informasi yang diterima terkait pembangunan underpass Kebonpedes, sambung Sahib, proses pembuatan Detail Engineering Desain (DED) sedang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tahun ini. “DED ini sebagai modal untuk nanti berkoordinasi dengan Kementerian PUPR. Kita berharap jika DED pembangunan underpass Kebonpedes sudah jadi, Kementerian PUPR bisa memprioritaskan,” tutur mantan sekretaris Camat Bogor Timur itu. Selain usulan kegiatan tersebut, kata Sahib, ada 44 usulan kegiatan sebagai skala prioritas yang meliputi bidang pemerintahan, fisik, sosial budaya dan ekonomi. Dari sejumlah usulan tersebut terdapat revitalisasi kantor Kelurahan Kayumanis dan kantor Kelurahan Kedungwaringin. “Bahkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, kita sudah sepakat, kantor Kelurahan Kebonpedes akan digunakan untuk pengembangan Puskesmas Pondok Rumput. Nantinya kantor kelurahan dialihkan ke Kubang, Blender,” terangnya. Selain itu, ada usulan kegiatan yang diprioritaskan lainnya, mengenai penanganan banjir yang kerap terjadi saat musim penghujan. Antara lain di Kelurahan Mekarwangi, Kencana dan Cibadak. “Ini kalau hujan besar masalah klasik sering timbul. Penanganan banjir ini tak bisa hanya Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) dan Dinas PUPR. Semua stakeholder harus terlibat,” terangnya. Dalam kesempatan ini, Sahib menyampaikan pesan dari wali kota Bogor dan menjadi Pekerjaan Rumah (PR) Kecamatan Tanahsareal bahwa pembangunan infrastruktur berbasis wilayah harus betul-betul dapat direalisasikan merata hingga akhir 2024 atau saat masa jabatan Bima Arya- Dedie Rachim. “Pada 2024 semoga pembangunan infrastrukturnya di wilayah Tanahsareal merata. Jadi tidak ada lagi jalan yang rusak, Tembok Penahan Tanah (TPT) tidak ada yang belum terbangun. Mudah-mudahan kita mendapat support dan dukungan dari para kepala OPD untuk betul-betul melihat Tanahsareal secara makro,” harapnya. Ia melihat di masa mendatang Kecamatan Tanahsareal akan menjadi pintu gerbang kedua Kota Bogor. “Mungkin nanti Tanahsareal bisa menjadi pusat bisnis, pusat perekonomian, pusat perdagangan dan jasa. Saya lihat (Tanahsareal) masih banyak lahan-lahan yang belum dibangun,” tuntas Sahib. (ryn/mam/py)