metro-bogor

Kota Bogor Ngarep Pelebaran Jembatan Otista Terlaksana Tahun Depan, Minta Duit ke Kang Emil Rp52 Miliar

Kamis, 2 Juni 2022 | 11:01 WIB

Jembatan Otto Iskandardinata (Otista) Kota Bogor seringkali menjadi kambing hitam kemacetan di sekitar Tugu Kujang atau kendaraan dari Jalan Pajajaran. Hal itu lantaran terjadi bottleneck atau penyempitan jalan di jembatan tersebut. SEMPAT akan terlaksana pada 2020 melalui bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, namun batal ka­rena terkena refocusing. Ren­cana perbaikan dan pelebaran jembatan yang disebut sudah ada sejak 1940 itu pun kem­bali menguat dan dikabarkan bakal terlaksana tahun depan alias 2023. Hal tersebut di­ungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pena­taan Ruang (PUPR) Kota Bo­gor, Chusnul Rozaqi. “Pemkot Bogor sudah ber­juang meminta bantuan ang­garan ke pemerintah pusat, tapi belum ada hasil. Sekarang sedang kita usulkan ke Pem­prov Jabar, mudah-mudah masuk ke RKPD-nya Pemprov buat kegiatan 2023,” katanya saat ditemui Metropolitan, baru-baru ini. Ia menuturkan, perbaikan dan pelebaran Jembatan Otis­ta memerlukan anggaran yang cukup besar, yakni sekitar Rp52 miliar. Sehingga pihaknya memutuskan untuk meminta bantuan dari Pemprov Jabar. Ia optimis Pemprov Jabar bakal merealisasikan pembangunan Jembatan Otista. Sebab, dari 30 kegia­tan yang diajukan Kota Bogor untuk diintervensi Jabar, proyek Jembatan Otista men­jadi prioritas. Selain itu, sambung Chusnul, Wali Kota Bogor Bima Arya sendiri sudah meminta langs­ung kepada Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, terkait ban­tuan proyek Jembatan Otista karena kebutuhan penting. “Ini usulan prioritas yang su­dah ditindaklanjuti pak wali yang sudah meminta langsung ke gubernur. Kita berharap bisa terlaksana,” ujarnya. Untuk konsep pembangunan, jelas Chusnul, ada dua desain yang ditawarkan. Yakni, hanya melebarkan jembatan atau membangun ulang jembatan berikut pelebaran. Dari dua kemungkinan itu tergantung kajian ke depan. “Kita punya dua desain. Yang satu pelebaran saja, yang satu lagi bangun total. Cuma pertimbangannya, kalau tutup total, jembatan bisa baru tapi dampaknya jalan Otista juga ditutup total. Nah, ini yang harus kita pikirkan dam­paknya,” katanya. “Mungkin kita akan condong ke peleba­ran, karena dampaknya tidak terlalu besar buat arus lalu lintas di jantung kota. Kalau nilai, dua desain itu kebutu­hannya hampir sama,” sam­bungnya. Tak hanya itu, ia juga me­mastikan pelebaran jembatan Otista tidak akan berbarengan dengan perbaikan Jembatan Sempur seperti rencana be­berapa tahun lalu. Sebab, jika kedua jembatan diintervensi pembangunan di tahun yang sama, maka dampak lalu lin­tas akan sangat berat karena berada dalam satu rangkaian jalan seputaran Kebun Raya Bogor (KRB). “Nggak. Kalau dua-duanya dikerjakan bareng bisa macet total. Intinya, kita punya dua desain, kita lihat nanti mana yang paling memungkinkan,” tegasnya. Untuk memuluskan ren­cana pelebaran jembatan Otista, tambah dia, Pemkot Bogor sudah melakukan pem­bebasan lahan di sekitar je­mbatan, tepatnya di Kelurahan Babakanpasar dengan ang­garan Rp7,5 miliar. “Pembe­basan sudah. Mudah-muda­han tahun ini masuk RKPD Jabar, jadi akhir tahun ini bisa mulai lelang. Jadi awal 2023 bisa langsung pelaks­anaan,” tuturnya. Tahun ini, sambung dia, rencana perbaikan yang meli­puti pelebaran Jembatan Otista dipastikan kembali tidak terlaksana. Sebab, Pe­merintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat memastikan tidak ada bantuan keuangan buat Kota Bogor untuk pembangu­nan Jembatan Otista pada 2022. Keterbatasan anggaran ditengarai menjadi penyebab­nya. Sementara itu, anggota DPRD Jawa Barat daerah pemilihan (dapil) Kota Bogor, Iwan Su­ryawan, mengatakan, pembangunan Jembatan Otista dan Jembatan Sempur sejatinya sudah dianggarkan lewat bantuan keuangan (ban­keu) pada APBD Provinsi Jawa Barat 2020. Sayangnya, pembangunan batal terlaks­ana lantaran terdampak re­focusing Covid-19. “Kan pernah dianggarkan, tapi kena refocusing. Akibat­nya, bankeu untuk Jembatan Otista, Jembatan Sempur dan penataan Suryakencana yang waktu itu dianggarkan ya ba­tal karena kemampuan ang­garan berkurang,” katanya kepada awak media, belum lama ini. Tahun ini pun, sambung Iwan, kemampuan anggaran Pemprov Jabar terbatas lan­taran ada pengurangan seki­tar Rp5 triliun, sehingga kem­bali tidak terlaksana 2022. Meski begitu, ia mengakui pelebaran Jembatan Otista sangat vital karena merupakan jalur utama serta berada di tengah kota. Di mana sering­kali menjadi biang kemacetan di sekitaran Tugu Kujang dan Jalan Pajajaran karena bott­leneck di jembatan tersebut. “Ini akan diajukan kembali, tapi tergantung Pemkot Bogor juga. Kita dengar sudah di­ajukan kembali ke Jabar dan pusat. Mungkin akan muncul di (APBD) 2023 ya,” tukas po­litisi PKS itu. (ryn/eka/py)

Tags

Terkini