metro-bogor

Kota Bogor Kembali Minta Bantuan Anggaran ke Pemprov Jawa Barat, Rp50 M buat Jembatan Otista

Senin, 4 Juli 2022 | 11:01 WIB

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah intens mengajukan bantuan anggaran kepada Pe­merintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat di bawah komando Gubernur Ridwan Kamil untuk pembangunan di Kota Bogor. SALAH satunya pelebaran dan perbaikan Jembatan Otto Iskandardinata (Otista) yang ditengarai menelan ang­garan Rp52 miliar yang di­harapkan terealisasi pada 2023. Selain Jembatan Otista, Pemkot Bogor juga tengah mengusulkan bantuan keu­angan kepada Pemprov Jabar untuk pembangunan Jem­batan MA Salmun, Kecama­tan Bogor Tengah. Pembangu­nan jembatan di Jalan MA Salmun ini diusulkan lanta­ran kondisi saat ini rawan dilintasi, terutama kendara­an berat. Bahkan sejak Agustus 2020, jembatan ditutup sebagian untuk kendaraan lantaran kondisi tiang sudah keropos dan mengkhawatirkan pengendara serta pejalan kaki. Padahal, Jembatan MA Sal­mun merupakan akses yang cukup sering digunakan ma­syarakat dari dan menuju kawasan Pasar Kebon­kembang, Jalan Merdeka, Jalan Dewi Sartika hingga Jalan Mayor Oking. “Selain Jembatan Otista, itu (Jembatan MA Salmun, red) termasuk yang kami usulkan ke provinsi untuk 2023. Sebab, kondisi jembatan sudah ra­wan,” kata Kepala Dinas Pe­kerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Chusnul Rozaqi, Sabtu (2/6). ”Beberapa tiangnya sudah retak dan besinya sudah ke­lihatan,” imbuhnya. Ia menambahkan, angga­ran yang diajukan Pemkot Bogor kepada Pemprov Jabar ini untuk pembangunan Je­mbatan MA Salmun sebesar Rp50 miliar. Hingga saat ini, akses Jembatan MA Salmun sementara ditutup sebagian dan tidak boleh dilintasi ken­daraan berat. Di lokasi, pada sebagian akses jembatan ditempatkan water barrier atau pembatas jalan. “Sementara kami tutup untuk tidak dilewati ken­daraan berat,” terang Chusnul. Menurutnya, jembatan yang kini berusia 40 tahun itu di­bangun Pemprov Jabar pada 1982. Untuk itu, pihaknya pun kembali meminta dukungan dari Pemprov Jabar untuk me­rekonstruksi jembatan tersebut. Selain untuk mengembali­kan fungsi jembatan, sambung dia, juga menjadi upaya men­gurai kepadatan arus ken­daraan yang terjadi di kawa­san jembatan Merah. “Itu sudah pasti akan men­gurai (kepadatan arus ken­daraan di jembatan Merah, red). Sekarang kan (akses jembatan MA Salmun) ting­gal satu arah, untuk kendar­aan menuju ke Stasiun Bogor,” paparnya. Ia melanjutkan, pada tahun anggaran yang sama, pihaknya juga telah mengusulkan ban­tuan senilai Rp150 miliar untuk pembiayaan pembangu­nan flyover di perlintasan kereta Jalan MA Salmun. Dengan pembangunan flyover atau jalan layang ini, ia berharap bisa menuntaskan dua permasalahan terkait akses jalan di kawasan Jalan MA Salmun. “Termasuk flyo­ver kami usulkan ke kemen­terian (PUPR) dan provinsi. Sebenarnya kalau ada flyover sudah bisa menyelesaikan untuk masalah jembatan dan perlintasan kereta. Kan ramp-nya dari sebelum jembatan,” tuturnya. Sejak ditutup sebagian jalan pada Jembatan MA Salmun medio Agustus 2020, Pemkot Bogor pernah mengajukan bantuan kepada Pemprov Jabar dengan anggaran di kisaran Rp50-60 miliar. Namun belum juga terealisasi. Bahkan, Pemkot Bogor juga sempat meminta ban­tuan anggaran dari pemerin­tah pusat. Setali tiga uang, usulan bantuan anggaran kepada pemerintah pusat pun belum terealisasi, sehingga kondisi Jembatan MA Salmun belum mendapat sentuhan perbaikan. Sebelumnya, Pemkot Bogor disebut mengusulkan bebe­rapa bantuan keuangan un­tuk pembangunan di Kota Bogor. Salah satunya untuk pelebaran dan perbaikan Jembatan Otista. Hal tersebut dibenarkan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Achmad Ru’yat. Menurutnya, rencana pele­baran dan perbaikan jemba­tan Otista sudah masuk Ren­cana Kerja Pemerintah Dae­rah (RKPD) Jawa Barat untuk tahun anggaran 2023. “Untuk rencana 2023, (per­baikan dan pelebaran Jem­batan Otista, red) sekarang sedang dalam pembahasan dalam penyusunan RKPD. Musrenbang juga sudah ber­jalan. Ya kita lihat nanti, ka­rena prosesnya sedang ber­jalan,” kata Ru’yat saat ditemui Metropolitan di Botani Square, Kota Bogor, Kamis (30/6). Mantan wakil wali kota Bo­gor itu menambahkan, untuk pelebaran dan perbaikan Je­mbatan Otista sejatinya sem­pat dianggarkan beberapa tahun lalu. Sebab, Jembatan Otista merupakan objek stra­tegis di tengah kota dan mem­butuhkan perbaikan. “(Jembatan) Otista kan se­betulnya sudah diusulkan (pada 2020). Cuma karena ada pandemi Covid-19 dan target pendapatan Jabar juga tidak tercapai, ya akhirnya tidak dianggarkan,” tukas politisi PKS itu. (ryn/eka/py)

Tags

Terkini