Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah intens mengajukan bantuan anggaran kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat di bawah komando Gubernur Ridwan Kamil untuk pembangunan di Kota Bogor. SALAH satunya pelebaran dan perbaikan Jembatan Otto Iskandardinata (Otista) yang ditengarai menelan anggaran Rp52 miliar yang diharapkan terealisasi pada 2023. Selain Jembatan Otista, Pemkot Bogor juga tengah mengusulkan bantuan keuangan kepada Pemprov Jabar untuk pembangunan Jembatan MA Salmun, Kecamatan Bogor Tengah. Pembangunan jembatan di Jalan MA Salmun ini diusulkan lantaran kondisi saat ini rawan dilintasi, terutama kendaraan berat. Bahkan sejak Agustus 2020, jembatan ditutup sebagian untuk kendaraan lantaran kondisi tiang sudah keropos dan mengkhawatirkan pengendara serta pejalan kaki. Padahal, Jembatan MA Salmun merupakan akses yang cukup sering digunakan masyarakat dari dan menuju kawasan Pasar Kebonkembang, Jalan Merdeka, Jalan Dewi Sartika hingga Jalan Mayor Oking. “Selain Jembatan Otista, itu (Jembatan MA Salmun, red) termasuk yang kami usulkan ke provinsi untuk 2023. Sebab, kondisi jembatan sudah rawan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Chusnul Rozaqi, Sabtu (2/6). ”Beberapa tiangnya sudah retak dan besinya sudah kelihatan,” imbuhnya. Ia menambahkan, anggaran yang diajukan Pemkot Bogor kepada Pemprov Jabar ini untuk pembangunan Jembatan MA Salmun sebesar Rp50 miliar. Hingga saat ini, akses Jembatan MA Salmun sementara ditutup sebagian dan tidak boleh dilintasi kendaraan berat. Di lokasi, pada sebagian akses jembatan ditempatkan water barrier atau pembatas jalan. “Sementara kami tutup untuk tidak dilewati kendaraan berat,” terang Chusnul. Menurutnya, jembatan yang kini berusia 40 tahun itu dibangun Pemprov Jabar pada 1982. Untuk itu, pihaknya pun kembali meminta dukungan dari Pemprov Jabar untuk merekonstruksi jembatan tersebut. Selain untuk mengembalikan fungsi jembatan, sambung dia, juga menjadi upaya mengurai kepadatan arus kendaraan yang terjadi di kawasan jembatan Merah. “Itu sudah pasti akan mengurai (kepadatan arus kendaraan di jembatan Merah, red). Sekarang kan (akses jembatan MA Salmun) tinggal satu arah, untuk kendaraan menuju ke Stasiun Bogor,” paparnya. Ia melanjutkan, pada tahun anggaran yang sama, pihaknya juga telah mengusulkan bantuan senilai Rp150 miliar untuk pembiayaan pembangunan flyover di perlintasan kereta Jalan MA Salmun. Dengan pembangunan flyover atau jalan layang ini, ia berharap bisa menuntaskan dua permasalahan terkait akses jalan di kawasan Jalan MA Salmun. “Termasuk flyover kami usulkan ke kementerian (PUPR) dan provinsi. Sebenarnya kalau ada flyover sudah bisa menyelesaikan untuk masalah jembatan dan perlintasan kereta. Kan ramp-nya dari sebelum jembatan,” tuturnya. Sejak ditutup sebagian jalan pada Jembatan MA Salmun medio Agustus 2020, Pemkot Bogor pernah mengajukan bantuan kepada Pemprov Jabar dengan anggaran di kisaran Rp50-60 miliar. Namun belum juga terealisasi. Bahkan, Pemkot Bogor juga sempat meminta bantuan anggaran dari pemerintah pusat. Setali tiga uang, usulan bantuan anggaran kepada pemerintah pusat pun belum terealisasi, sehingga kondisi Jembatan MA Salmun belum mendapat sentuhan perbaikan. Sebelumnya, Pemkot Bogor disebut mengusulkan beberapa bantuan keuangan untuk pembangunan di Kota Bogor. Salah satunya untuk pelebaran dan perbaikan Jembatan Otista. Hal tersebut dibenarkan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Achmad Ru’yat. Menurutnya, rencana pelebaran dan perbaikan jembatan Otista sudah masuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Jawa Barat untuk tahun anggaran 2023. “Untuk rencana 2023, (perbaikan dan pelebaran Jembatan Otista, red) sekarang sedang dalam pembahasan dalam penyusunan RKPD. Musrenbang juga sudah berjalan. Ya kita lihat nanti, karena prosesnya sedang berjalan,” kata Ru’yat saat ditemui Metropolitan di Botani Square, Kota Bogor, Kamis (30/6). Mantan wakil wali kota Bogor itu menambahkan, untuk pelebaran dan perbaikan Jembatan Otista sejatinya sempat dianggarkan beberapa tahun lalu. Sebab, Jembatan Otista merupakan objek strategis di tengah kota dan membutuhkan perbaikan. “(Jembatan) Otista kan sebetulnya sudah diusulkan (pada 2020). Cuma karena ada pandemi Covid-19 dan target pendapatan Jabar juga tidak tercapai, ya akhirnya tidak dianggarkan,” tukas politisi PKS itu. (ryn/eka/py)