metro-bogor

Kota Bogor Batal Punya Bus Listrik, Usulan Ditolak DKI

Jumat, 19 Agustus 2022 | 11:01 WIB

 Kabar kurang menyenangkan datang bagi Kota Bogor. Pemprov DKI Jakarta dikabarkan menolak usulan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terkait permohonan bantuan pengadaan sepuluh unit bus listrik. HAL tersebut dikatakan Ke­pala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Eko Prabowo. “Pemkot Bogor me­mang mengajukan bantuan keuangan (bankeu) ke Pem­prov DKI, pengajuannya bus listrik, namun ditolak,” terang pria yang akrab disapa Dan­jen itu, Kamis (18/8). Mantan kasatpol PP Kota Bogor itu sendiri tidak mem­beberkan alasan Pemprov DKI Jakarta menolak usulan Pem­kot Bogor yang meminta Ban­keu terkait pengadaan bus listrik di wilayahnya. Namun, Danjen menduga penolakan tersebut berkaitan dengan operasional bus DKI Jakarta yang sudah berjalan selama ini di Bogor. “Ini kan DKI juga transportasi Jabo­detabek-nya, AKTB-nya ma­suk juga ke Bogor. Kemun­gkinan ini alasannya,” ujarnya. Meski ditolak, Danjen menga­ku bakal mempertimbangkan untuk mengusulkan kem­bali Bankeu ke DKI Jakarta terkait pengadaan bantuan sepuluh unit bus di Kota Bo­gor. Sebab, saat ini Pemprov DKI Jakarta informasinya masih menyisir Bankeu untuk beberapa daerah. “Kenapa tidak sepuluh unit (bus listrik, red) dioptimalkan, bisa saja namanya campaign (pengurangan emisi, red), jalur pengisian bus dikelola PDJT, kita sempat tanya ban­tuannya ke kita salah nggak? Kan bisa saja meminta bus sekolah ramah lingkungan dan segala macam,” terangnya. Sementara usulan penga­daan kendaraan angkutan umum listrik tersebut sebagai upaya mengurangi polusi udara di Kota Bogor. Apalagi, bus listrik sendiri saat ini merupakan program Pemkot Bogor untuk mendukung Pe­raturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepa­tan Program Kendaraan Ber­motor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Diketahui, Pemkot Bogor mengusulkan Bankeu ke Pemprov DKI Jakarta pada 2022 untuk pengadaan se­puluh unit bus listrik sebesar Rp65 miliar. “Asumsi harga per unitnya sebesar Rp6,5 miliar. Memang bus yang diusulkan untuk pengadaan adalah bus berukuran besar,” ungkapnya. “Kira ikhtiar, se­karang fokus ke transportasi (Bankeu, red) untuk saat ini,” sambungnya. Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor men­gusulkan anggaran bantuan keuangan tahun ini ke Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp230 miliar. Beberapa dukungan yang usulkan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan antara lain; pertama, usulan arm roll dan dump truk untuk penanganan sampah Sungai Ciliwung yang diusulkan Di­nas Lingkungan Hidup (DLH). Kedua, pengajuan Dinas Pekerjaan Umum dan Pena­taan Ruang (PUPR) terkait revitalisasi beberapa kolam retensi sebagai penanganan banjir yang kerap terjadi di DKI Jakarta. Ketiga, pengajuan untuk pengadaan sepuluh unit bus listrik dan park and ride di Terminal Bubulak yang diu­sulkan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bap­peda, Rudy Mashudi, men­gatakan, proses pengajuan bantuan tersebut saat ini masuk fase ketiga, setelah sebelumnya melalui usulan dan tahapan verifikasi. “Kita masuk fase ketiga, yakni eks­pos secara online, pemprov menanggapi apa yang disam­paikan kita,” kata Rudy, Ming­gu (10/7). Berdasarkan ekspos yang disampaikan tiga dinas ter­sebut, Rudy memaparkan bahwa kebutuhan pembangu­nan park and ride berkaitan dengan tingginya mobilisasi warga ke DKI Jakarta setiap harinya. “Terminal Bubulak sudah jadi hub origin-destination atau tujuan asal pergerakan ke DKI Jakarta. Pertama, Ra­wamangun, Pasar Minggu, Tanjukperiuk, setidaknya ada empat tujuan yang sekarang sudah berjalan,” kata Rudy. Sedangkan untuk penga­juan sepuluh unit bus, sam­bung Rudy, sebagai dukungan dalam mewujudkan program transportasi Kota Bogor ber­kelanjutan yang ramah ling­kungan. Rencananya, Pemprov DKI Jakarta melakukan rapat in­ternal yang dilakukan pekan ini atau pekan depan untuk menentukan pengajuan ter­sebut. Ia berharap tiga usulan itu dapat disetujui Anies, meng­ingat bantuan yang diterima Pemprov DKI Jakarta terakhir pada 2018. Selama kurun waktu 2019 hingga 2022, Pem­prov DKI Jakarta tidak menganggarkan bantuan untuk daerah penyangga. Sedangkan sejak 2020 meng­ingat saat itu dilanda pan­demi Covid-19. “Artinya, sudah lama sekali, bantuan terakhir untuk pembangunan kolam retensi Cibuluh sebesar Rp10 miliar dan belum ada bantuan lagi. Kita berharap usulan itu di­setujui. Pertimbangannya kan memang harus berdampak pada DKI Jakarta,” ujarnya. “Persis pertanyaan mereka yang berdampak ke kita (DKI Jakarta, red) apa? Kita bilang kalau Terminal Bubulak rapi bagus, orang ke Jakarta lebih enak naik JR Connection bayar Rp30 ribu, bisa tidur bolak-balik dibanding bawa mobil macet, di Jakarta me­nambah beban. Secara na­sional itu yang saya sampai­kan,” sambung pria yang kerap olah raga bulu tangkis itu. Diketahui, pengajuan ang­garan sebesar Rp230 miliar untuk direalisasikan pada 2023 itu melingkupi 15 kegiatan. (rez/eka/py)

Tags

Terkini