- 2005-2006: Persija Jakarta
- 2007-2008: Arema Malang
- 2008-2009: Persija Jakarta
- 2009-2010: Sriwijaya FC
- 2010: Persija Jakarta
Pensiun dari lapangan pada usia 39 tahun tidak menghentikan semangat Hendro. Pada 2012, dia menjadi pelatih kiper, membimbing di klub seperti Arema dan Pelita, menjadikannya salah satu pelatih termuda di Liga Indonesia.
Piala Asia 2023 menjadi kesempatan untuk merayakan legenda hidup Hendro Kartiko, yang bersama Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan, menciptakan momen bersejarah.
Baca Juga: Disney dan Marvel Hadapi Dilema Pascadipecatnya Jonathan Majors Dari MCU yang Berperan Sebagai Kang
Meskipun tidak lagi bermain, Hendro tetap menjadi sosok penting sebagai mentor di lapangan hijau.
Ketiga legenda ini, dengan total partisipasi terbanyak di Piala Asia, menciptakan catatan unik dengan bermain bersama selama 90 menit dalam tiga pertandingan krusial. Mereka bukan hanya pemain, melainkan ikon sejarah panjang sepak bola Indonesia.
Hendro Kartiko, dengan julukan "Fabien Barthez Indonesia," meninggalkan jejak tak terlupakan dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Prestasinya tidak hanya tercermin dalam berbagai klub yang diemban, tetapi juga dalam peran sebagai pelatih kiper yang berkomitmen mengembangkan bakat-bakat muda.
Piala Asia 2023 bukan hanya menandai penutupan babak sebagai pemain, melainkan membuka lembaran baru sebagai arsitek masa depan sepak bola Indonesia.
Sebuah cerita heroik dari seorang legenda yang tidak akan pernah luntur dalam ingatan para penggemar dan pencinta sepak bola Tanah Air.
Dengan semangat dan dedikasi Hendro Kartiko, Timnas Indonesia dan para penggemar sepak bola Tanah Air melihat ke depan dengan optimisme, mengenang jejak gemilang salah satu penjaga gawang terbaik yang pernah dimiliki: Hendro Kartiko, "Fabien Barthez Indonesia."