Isco memiliki keunggulan dalam visi permainan, baik dalam umpan akurat maupun pergerakannya dengan dan tanpa bola.
Namanya mulai mencuat saat membela Malaga pada 2011–2013, di mana ia sering berperan sebagai gelandang serang nomor 10 di belakang striker.
Baca Juga: Bupati Rudy Susmanto Siap Sinergi Bangun Jabar Istimewa
Namun, ketika bergabung dengan Real Madrid, perannya mengalami perubahan.
Di Los Blancos, Isco beberapa kali dimainkan sebagai penyerang sayap, gelandang serang, atau bahkan gelandang tengah.
Hal ini membuat potensinya kurang maksimal, apalagi ketika ia sering dicadangkan pada era Santiago Solari dan Julen Lopetegui.
Baca Juga: Wataru Endo: Gelandang Pekerja Keras Liverpool yang Semakin Dicintai Publik Anfield
Keadaan semakin sulit ketika Zinedine Zidane kembali ke Real Madrid pada 2019/2020.
Karena formasi 4-3-3 lebih mengutamakan trio Toni Kroos, Luka Modric, dan Casemiro.
Di bawah asuhan Manuel Pellegrini, Isco kembali mendapatkan peran idealnya sebagai playmaker dalam skema 4-2-3-1.
Baca Juga: Sempat Terjebak Reruntuhan Longsor di Puncak Bogor, Bayi 7 Bulan Selamat dari Maut
Formasi ini memungkinkan dirinya bermain lebih bebas dan mengeluarkan kreativitas tanpa terikat sistem yang kaku.
Pellegrini memberikan kepercayaan penuh kepada Isco, yang membuat rasa percaya diri sang pemain meningkat.
Kepercayaan ini tidak ia dapatkan saat bermain untuk Real Madrid, karena harus berbagi peran dengan pemain lain seperti Kroos dan Modric.
Baca Juga: Waspada! Ini Penyebab Rantai Motor Cepat Kendur dan Cara Mencegahnya
