METROPOLITAN.ID - Proses penentuan pelatih Timnas Indonesia mulai mengerucut dan menunjukkan arah yang semakin jelas.
Setelah resmi mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert, PSSI memilih melangkah dengan penuh kehati-hatian demi memastikan masa depan Skuad Garuda berada di jalur yang tepat dan berkelanjutan.
Keputusan evaluasi ini diambil menyusul kegagalan Timnas Indonesia melangkah ke Piala Dunia 2026 pada Oktober lalu.
Baca Juga: PKK Cimanggis Galang Bantuan untuk Korban Bencana Sumatera, Berhasil Kumpulkan Donasi Rp79 Juta
Hasil tersebut menjadi titik refleksi penting bagi PSSI untuk melakukan pembenahan menyeluruh, tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga arah jangka panjang pembangunan tim nasional.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji, mengungkapkan bahwa pada awalnya terdapat lima nama pelatih yang masuk dalam radar PSSI.
Namun, setelah melalui seleksi awal, hanya empat kandidat yang akhirnya mengikuti proses wawancara resmi.
Semua proses dilakukan secara profesional, berdiskusi panjang dan mendalam untuk melihat kesesuaian visi, filosofi bermain, serta komitmen jangka panjang terhadap pengembangan sepak bola Indonesia
Ia menegaskan bahwa keputusan ini sepenuhnya berorientasi pada kepentingan Timnas Indonesia, bukan kepentingan personal atau tekanan eksternal.
Seluruh jajaran BTN dan PSSI disebut bekerja sebagai satu tim demi target prestasi yang lebih baik di level Asia dan dunia.
Dari empat pelatih yang diwawancarai, dua nama dinilai paling potensial dan kini mengerucut sebagai kandidat terkuat.
Kedua nama tersebut rencananya akan dibawa ke rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI untuk dibahas lebih lanjut sebelum keputusan final diambil.
Dalam proses wawancara, Sumardji menyebut dirinya dibantu oleh Mamet dan Alexander Dirtek, yang turut memberikan penilaian teknis dan strategis terhadap masing-masing kandidat.
Rapat Exco PSSI sendiri diharapkan bisa segera digelar setelah agenda SEA Games 2025 di Thailand rampung.
