“Pedrosa sangat kuat di kelas 125cc dan 250cc karena dengan postur tubuhnya yang kecil, ia punya teknik yang gila. Terutama ia memanfaatkan berat badannya untuk mengangkat motor. Itu sangat sulit dan ia yang pertama membuatnya jelas. Kami meniru teknik itu,” kata Lorenzo dikutip dari Crash.
2. Casey Stoner
Casey Stoner dan Jorge Lorenzo mulai membalap di kelas 125cc pada tahun 2003-2004 dan pada tahun 2005 di kelas 250cc.
Di kelas MotoGP mereka menjadi rival sejak Lorenzo dipromosikan pada 2008.
Saat itu, Stoner sudah lebih dulu meraih gelar juara dunia yang diraih bersama Ducati pada tahun sebelumnya.
Persaingan ketat mereka mencapai puncaknya pada tahun 2011 ketika keduanya bersaing memperebutkan gelar juara dunia.
Baca Juga: Satpol PP Bongkar Teras 76 Ruko di Cileungsi Bogor, Ini Alasannya
Pada akhirnya, Stoner memimpin, dan Lorenzo finis kedua, bagi Lorenzo Stoner adalah pembalap paling berbakat.
“Stoner itu bakat alami. Misalnya saat lintasan basah dengan tambalan air, ia malah keluar dari garasi dan membuat rekor lintasan untuk kamu (pecahkan). Padahal semuanya butuh 2 atau 3 detik lebih lama. Kemampuannya untuk melihat kondisi limit sirkuit dan bisa berimprovisasi secara langsung sangat luar biasa,” ujar Lorenzo mengutip Crash.
3. Marc Marquez
Rivalitas antara Jorge Lorenzo dan Marc Marquez dimulai pada tahun 2013, keduanya bersaing memperebutkan gelar juara musim itu.
Baca Juga: Pelaku Curanmor Beraksi di Gang Toib Kota Bogor, Satu Unit Motor Raib Hitungan Detik
Sejak Marquez tiba di kelas atas, Lorenzo tahu rekan senegaranya itu akan menjadi ancaman, Marc memiliki mentalitas menang yang buruk.
“(Dengan mentalitasnya) Marquez itu buas, dan satu-satunya pembalap yang tidak akan bilang kalau ia suka jatuh. Karena memang tak ada yang suka jatuh, tetapi ia tidak takut jatuh,” kata Lorenzo.