Penalti Diks menjadi titik krusial dalam jalannya pertandingan tersebut.
Jika berhasil dikonversi menjadi gol, Indonesia berpotensi mengendalikan permainan.
Baca Juga: Resep Mangga Sagu yang Creamy buat Takjil Buka Puasa, Kamu Wajib Cobain!
Namun, kegagalan eksekusi ini justru memberi momentum bagi Australia untuk bangkit.
Socceroos kemudian memanfaatkan situasi dengan mencetak gol pertama hanya 10 menit setelah penalti tersebut gagal.
Keunggulan ini semakin bertambah setelah gol kedua lahir pada menit ke-20, membuat Australia semakin dominan.
Baca Juga: Bank Kota Bogor Gelar Buka Puasa Bersama, jadi Ajang Reunian hingga Mempererat Silaturahmi
2. Kelemahan dalam Mengantisipasi Bola Mati
Pada babak kedua, Indonesia tetap menunjukkan semangat juang tinggi meskipun tertinggal cukup jauh.
Thom Haye dan rekan-rekannya terus berusaha menekan, tetapi ada kelemahan mendasar dalam skema pertahanan, terutama dalam mengantisipasi bola mati.
Indonesia kebobolan dua gol dari situasi sepak pojok, padahal tim memiliki pemain dengan kemampuan duel udara yang baik seperti Jay Idzes, Sandy Walsh, dan Mees Hilgers.
Baca Juga: Jepang Pastikan Tiket ke Piala Dunia 2026 Usai Kalahkan Bahrain
Hal ini menunjukkan adanya celah dalam sistem pertahanan yang tidak berjalan optimal.
3. Pertahanan Rapuh dan Kurangnya Koordinasi
Selain masalah bola mati, pertahanan Indonesia secara keseluruhan masih jauh dari kata solid.