Sejumlah atlet nasional ambil bagian dalam Surabaya Marathon 2019 yang digelar 4 Agustus nanti. Salah satunya adalah Jauhari Johan. Race yang diadakan Pemkot Surabaya dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim itu menjadi salah satu pilihan untuk menguji hasil latihan.
SETIAP kali ada race di Surabaya, Jau hari Johan berusaha ikut serta. Mi salnya, saat Jawa Pos Fit East Java Marathon 2016 dan 2017 serta Su-ra baya Half Marathon 2017. Tahun lalu, Jo –sa paan akrabnya– absen karena ber kon sentrasi pada persiapan Asian Games 2019. Dia adalah salah seorang triathlete (atlet triatlon) andalan Merah Putih.Tahun ini Jo kembali tampil di Su ra-baya Marathon untuk mewakili Garmin. ’’Mudah-mudahan bisa juara lagi. Target saya, dapat waktu 31 menit. Persaingan cukup ketat karena pasti banyak atlet nasional yang ikut,’’ kata atlet kelahiran Palembang, 10 De sem ber 1983, itu.Saat mengikuti Surabaya Half Ma ra-thon 2017, Jo mencatatkan waktu 32 menit. Artinya, dia berlari dengan pace rata-rata 3,2.
Untuk race lari, Jo lebih sering mengikuti kategori 10K. Sebab, saat lomba triatlon, dia turun dalam jarak tersebut. Dia adalah spesialis kategori Olympic dis-tance. Yakni, berenang 1,5 km, bersepeda 40 km, dan berlari 10 km. ’’Ini juga buat fokus latihan karena mau masuk SEA Games 2019. Jadi, seperti latihan biasa. Semoga bisa tercapai,’’ paparnya.Kemarin Jo ambil bagian dalam Tri Factor Asian Championships Series 2019 di Belitung. Dia menjadi jawara kategori duatlon festival.
Dia mencatatkan waktu 2 jam 6 menit 40 detik setelah ber sepeda 40 km dan berlari 10 km.Selain Jo, dalam daftar partisipan Su ra baya Marathon 2019, ada nama atlet perempuan Novita Andriyani yang turun di nomor 10K dan Odekta Naibaho yang ambil bagian di kategori half ma-rathon (HM). Keduanya juga langganan podium di berbagai race tanah air. Tahun ini, Odekta menjuarai Jogja Ma rathon 2019 kategori HM.Meski terdaftar mewakili komunitas Soemantri Running Family, Odekta belum yakin 100 persen bisa tampil di Surabaya. Padahal, dia ingin sekali menaklukkan race lari terbesar di Surabaya itu. Ke be-tulan, waktu penyelenggaraan Surabaya Marathon 2019 berimpitan dengan kejuaraan nasional (kejurnas) atletik U-18, U-20, dan senior di Jakarta.
Kejurnas tersebut juga menjadi kualifikasi PON XX. ’’Ingin sekali bisa ikut race di Surabaya,’’ ujar atlet kelahiran Dairi, Sumatera Utara, 5 November 1991, itu.Antusiasme juga terlihat dari sejumlah komunitas lari di luar Surabaya. Menurut Patricia Heny Hastitiningrum, pentolan Indorunners Bali, banyak runner Bali yang ambil bagian dalam Surabaya Marathon 2019. Heny sendiri cukup dikenal di kalangan runners. Apalagi, dia menjadi jujukan runner dari berbagai kota yang sedang singgah di Bali.
Tahun ini Heny menjadwalkan ikut dua race, yaitu Surabaya Marathon dan Berlin Marathon. Itu akan menjadi edisi Surabaya Marathon perdananya. Heny mengambil kategori half marathon. Dia tertarik mengikuti race di Surabaya atas rekomendasi teman-temannya.’’Banyak yang bilang Surabaya itu ba gus. Tahun kemarin, katanya race-nya steril dan rutenya oke. Selain itu, waktunya berdekatan dengan Berlin Marathon. Jadi, sekalian persiapan buat ke sana (Berlin, Red),’’ ungkap Heny. (gil/c18/tom)