NEW YORK, Jawa Pos – Tahun ini capaian Angelique Kerber di ajang mayor benar-benar menyedihkan. Mantan pemain nomor satu dunia tersebut langsung tersingkir di laga perdananya pada babak pertama grand slam Amerika Serikat (AS) Terbuka kemarin. Dia takluk di tangan petenis Prancis Kristina Mladenovic 5-7, 6-0, 4-6.
Hasil itu membuat petenis Jerman unggulan ke-14 tersebut menjadi korban besar pertama dari ajang grand slam lapangan keras itu. Raihan buruk tersebut melengkapi perolehan negatifnya di tiga ajang mayor lain sepanjang musim ini. Di Australia Terbuka, Kerber terhenti di babak ke empat. Di Prancis Terbuka, raihannya sama dengan di New York saat ini.
Yakni, pulang di babak pertama. Lalu di Wimbledon, dia hanya sampai babak kedua. Capaian itu sama sekali tidak menggambarkan dirinya yang sudah mengumpulkan tiga gelar mayor dalam tiga tahun terakhir. Yakni, sebagai kampiun Australia Terbuka (2016), AS Terbuka (2016), dan Wimbledon (2018). ’’Tahun ini memang bukan momen terbaikku di semua grand slam,’’ ucap petenis 31 tahun tersebut dilansir Reuters.
Sejatinya bukan hanya di grand slam dia kelam. Dalam event WTA Tour lain, Kerber juga tak kunjung pecah telur musim ini. Dia belum mengangkat trofi sekali pun, meski sudah mengikuti 12 turnamen lain sejak Januari. Meski musim ini begitu kelam, Kerber mengaku tidak punya rencana untuk menyewa kembali Torben Beltz. Pelatih asal Jerman itu yang meng antarnya menjalani musim menakjubkan pada 2016.
Mereka berpisah pada 2017. Torben saat ini melatih petenis muda Kroasia Donna Vekic. ’’Nggak lah. Kupikir Torben punya pekerjaan yang bagus sekarang,’’ ucap Kerber. ’’Kami masih berteman,’’ imbuhnya, kali ini disertai senyum. Bagi Mladenovic, ini menjadi kemenangan keduanya dari enam kali pertemuan melawan Kerber. Petenis 26 tahun itu sempat meminta dua kali medical timeout pada set kedua lantaran mengalami kram di punggung.
Namun, dia tak membiarkan Kerber kembali berbuat banyak pada set penentu. Mladenovic mengakhiri perlawanan Kerber dalam tempo 2 jam 23 menit. Dari pertandingan lain, rivalitas klasik antara Serena Williams versus Maria Sharapova berakhir antiklimaks. Tampil di lapangan utama Arthur Ashe Stadium, Serena menghajar Sharapova 6-1, 6-1 dalam waktu tak sampai sejam.
Ini menjadi kemenangan ke-20 Serena atas Sharapova dari 22 kali pertemuan. Sharapova jelas tidak gembira. Tapi, dia tidak terlalu sedih juga. Kondisi yang tidak 100 persen membuatnya sulit melakukan perlawanan. ’’Pada dasarnya, aku percaya pada kemampuanku,’’ tutur petenis Rusia itu kepada New York Times. ’’Kamu bisa mencoretku (dari persaingan, Red). Semua orang bisa mencoretku setelah kalah 1-6, 1-6 di babak pertama AS Terbuka. Selama itu bukan orang yang ada dalam hatimu, kamu akan baik-baik saja,’’ tuturnya. (irr/c17/na)