"Ini sungguh baik ya meskipun masih ada plastik yang kita harus press bawa keluar itu tinggal membeli alat-alat pemotong untuk mencacah plastik dan nantinya akan digunakan untuk pembangunan bata dan lain sebagainya," kata Tony.
"Tapi itu kan biaya lagi ya, investasi lagi. Jadi dari situ kita borong, kita butuh mengembangkan investasi. Jadi sampai 2030 zero waste semua bahan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Itu yang kita lakukan," tambah dia.
Baca Juga: Desa BRILian Trawas Mojokerto, Sukses Berkat Kreativitas Inovasi UMKM Kopi dan Jamur
Selain limbah plastik yang belum bisa di tangani oleh pihak IWM, Tony mengaku hingga saat ini juga limbah air yang di peroleh dari sampah-sampah tersebut juga belum bisa di oleh dengan tepat.
Sehingga saat ini ia berfokus pada pengembangan dari IWN yang lebih baik lagi sebelum didirikan cabang IWN lainnya di lokasi yang berbeda.
"Terus air juga, yang paling sulit kan memanfaatkan air untuk recycle. Air itu kan mahal, susah, jaringan harus dibangun, dan arahnya kita kesitu doain 2030 kita jalan sesuai keinginan pemerintah," pungkas dia. (Devina)