Festival Lampion tidak sekadar menjadi atraksi, melainkan mengandung makna mendalam.
Lampion melambangkan cahaya batin yang membimbing perjalanan spiritual umat Buddha.
Pelepasannya juga diartikan sebagai bentuk pelepasan emosi negatif serta membawa harapan dan doa untuk kedamaian.
Baca Juga: Dominasi Budaya Korea: Globalisasi dan Imperialisme Budaya di Era Digital
Alasan lainnya, pemilihan Candi Borobudur sebagai lokasi Festival Lampion tak lepas dari pesona budaya dan nilai pariwisatanya.
Perayaan ini terbuka untuk umum dengan pembelian tiket, sehingga menjadi wujud nyata toleransi antar umat beragama.
Pengunjung pun berkesempatan merasakan langsung pengalaman budaya yang otentik serta atmosfer spiritual yang mendalam.
Tanpa disadari, keikutsertaan dalam acara ini turut berkontribusi dalam pelestarian tradisi dan menambah kekayaan daya tarik wisata di kawasan Borobudur.
Dengan sejarah panjang dan makna simbolis yang kuat, Festival Lampion Waisak di Candi Borobudur bukan sekadar ritual tahunan, tetapi merupakan perwujudan toleransi, warisan budaya, dan spiritualitas yang patut untuk terus dirayakan.