TERKUAKNYA ritual seks di Gunung Kapur menimbulkan keprihatinan bagi tokoh agama di Kabupaten Bogor. Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Romdoni mengaku baru mendengar adanya istilah tersebut di Gunung Kapur. Kasus tewasnya Nenek Sumarminah, warga Depok, diminta menjadi pintu masuk jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kabupaten Bogor untuk mengusut praktik ritual seks tersebut.
“Saya kira tokoh agama, kecamatan hingga jajaran muspida harus meneliti kebenarannya. Kalau itu sampai benar, maka harus dicarikan solusinya,” ungkap Romdoni.
Menurutnya, munculnya praktik ritual seks membuktikan adanya ketidakberesan pada diri seseorang. Ia menyebut ada indikasi masyarakat yang mengalami sakit. “Itu menunjukkan bahwa mereka sakit. Sudah kacau, itu namanya sesat kalau sampai ada ritual seks untuk mendatangkan rezeki,” kata dia. “Kalau mau dapat uang ya harusnya kerja,” timpalnya.
Ia pun menceritakan soal adanya pergeseran dalam pelaksanaan ritual di masyarakat. “Ya kalau dulu itu ada ritual di gua atau gunung. Tetapi itu di hari tetentu, misalkan malam Suro. Itu pun sesuai syariat Islam, bukan seperti pesta seks yang bukan muhrim itu,” jelasnya.
Ia pun kembali menegaskan agar masyarakat ikut cermat melihat fenomena yang terjadi di masyarakat. “Ya harusnya masyarakat juga tidak tinggal diam. Makanya ini harus betul-betul disikapi. Muspida kalau perlu ikut turun,” pintanya.
(ads/b/feb/run