berita-utama

Tahun Ini Bupati Prioritaskan Pencairan Bantuan Pusat

Kamis, 2 Februari 2017 | 09:20 WIB

Angin segar datang dari Bupati Bogor Nurhayanti sepulang umrah untuk anak-anak yang menimba ilmu di seko­lah terpal dan sekolah di ujung Gunung Suling. Kondisi sekolah yang tidak layak itu rupanya tak hanya sampai ke telinga orang nomor satu di Tegar Beriman, tetapi juga pemerintah pusat. Tahun ini dua kelas jauh itu bakal dipri­oritaskan menerima bantuan.

PENANTIAN panjang murid yang bersekolah di sekolah terpal dan sekolah di ujung Gu­nung Suling mulai terjawab. Nurhayanti telah memberi secercah harapan untuk anak-anak di Kelas Jauh SDN Rabak 1 dan Sirnaasih. “Saya sudah mendapatkan SMS dari pusat. Mereka mengatakan keduanya menjadi prioritas. Ke­mungkinan akan ada penanganan dari Dana Alokasi Khusus (DAK),” katanya.

Rencananya ada DAK yang akan dicairkan pemerintah pusat tahun ini. Bahkan, pihaknya juga telah meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor membuat ruang kelas baru. “Minimal digambarkan dulu, ada beberapa Aminyang harus dibangun baru. Kalau menurut saya, sekarang sih sudah jauh lebih banyak penanganan ruang kelas baru yang kita berikan. Apalagi sejak SMA sudah tak ditangani oleh kita,” akunya. Saat ini, tambah dia, persoalan pemerintah adalah bagaimana membangun ruang kelas baru agar bisa mengimbangi antara rombongan atau jumlah pelajar yang ada dengan ruang kelas yang diberikan. Karena itu untuk bangunan sekolah yang mengalami kerusakan ringan akan dikesampingkan terlebih dulu. “Saya rasa bangunan sekolah yang ada masih layak. Kecuali yang terkena bencana. Kalau rusak sedikit kan masih bisa direhab. Prioritas kita saat ini lebih ke membangun kelas barunya,” ujarnya. Sebelumnya, Kadisdik Kabupaten Bogor TB Luthfie Syam mengaku bahwa pembangunan kedua kelas jauh tidak masuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017 Kabupaten Bogor. Sementara anggaran dari DAK sendiri tak mungkin bisa diturunkan, sebab kedua bangunan itu belum memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN). “Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diturunkan pun tak bisa. Sebab DAK kasusnya sama dengan kita, pasti meminta NPSN dulu, tidak gampang. Kalaupun itu dibangun, nanti siapa yang mau jaga asetnya. Sebab tak menutup kemungkinan aset itu bisa berubah fungsi,” terangnya. Pihaknya juga berusaha mencarikan jalan keluar bagi kedua kelas jauh ini agar bisa dibangun tahun ini. Yakni melalui penggalangan bantuan yang bersifat kepekaan dari pelajar di Kabupaten Bogor. “Saya juga sudah bicara dengan kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)-nya. Walaupun itu sudah di luar kelaziman, tetap akan kita coba. Mereka sendiri yang akan membuat panitianya,” pungkasnya.

(rez/c/feb/run/py)

Tags

Terkini