METROPOLITAN - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat melarang seluruh peserta didik merayakan Valentine Day (Hari Kasih Sayang, red) pada 14 Februari 2017. Larangan ini berdasarkan surat edaran dengan nomor 430/7618-setdisdik pada 10 Februari 2017.
Dalam surat edaran tersebut,disebutkan seluruh peserta untuk tidak merayakan Valentine Day dalam dan luar sekolah. bahwa instruksi itu mendesak kepala disdik kabupaten dan kota agar memastikan setiap kepala sekolah jenjang SD sampai SMA/SMK untuk melakukan pemantauan dan pengawasan peserta didiknya.
Berdasarkan instruksi dari surat edaran Disdik Provinsi Jawa Barat, Sekretaris Disdik Kota Bogor Fahrudin mengaku sudah menerima surat edaran Disdik Jawa Barat. Selama ini, ia mengklaim bahwa perayaan Valentine Day tidak berlaku di Kota Bogor. Peserta didiknya pun telah diberitahu soal itu.
“Setiap tahun kita melarang seluruh siswa merayakan Hari Valentine. Tindakan ini mencegah perilaku yang menyebabkan anak terjebak dalam pergaulan bebas yang tidak sesuai norma yang berlaku,” ungkap Fahrudin.
Tak hanya melarang pada saat Valentine Day saja, Disdik Kota Bogor pun sudah mengoordinasikan kepada seluruh kepala sekolah untuk mengarahkan dan membimbing peserta didiknya.
“Sangat melarang keras dan kita bekerja sama dengan pihak sekolah dan menyerahkan kepada pihak sekolah. Sebab, setiap sekolah mempunyai guru di bidang konseling (BK) masing-masing,” ujarnya.
Sementara itu, menyikapi perayaan Valentine Day di kalangan remaja, psikolog dari Kota Bogor Arti mengatakan bahwa usia remaja masih terbilang labil. Sehingga, orang tua harus mengambil alih perannya untuk tetap mengarahkan anak-anaknya.
“Orang tua harus bertanggung jawab karena peran orang tua sangat penting terhadap perkembangan anak remajanya. Orang tua juga harus bisa memahami anak tersebut agar tidak lepas kendali,” kata Arti.
Menurutnya, anak remaja cenderung memiliki emosi yang belum stabil, sehingga mudah melakukan hal-hal baru yang tengah menjadi tren.
“Emosi yang tidak stabil pada remaja membuat mereka selalu ingin mencoba ke arah yang cenderung negatif. Seiring perkembangan teknologi yang semakin melesat, remaja juga selalu ingin berbuat hal baru,” tandasnya. (cr1/c/feb/run)