Bau busuk menyengat saat memasuki Kampung Cibadak, Desa Ciasihan, Pamijahan, Kabupaten Bogor. Serbuan lalat hitam mengerubungi setiap rumah warga. Bahkan, sepeda motor wartawan koran ini juga jadi sasaran hinggap sang lalat yang jumlahnya tak terhitung. Setiap tahunnya, warga di sana terpaksa menahan derita tinggal di ‘Kampung Lalat’.
Kerubungan lalat ini bukan kali pertama. Sudah lima tahun terakhir, warga di Kampung Cibadak harus terbiasa beraktivitas dengan serangga yang terkenal pembawa penyakit ini. Begitu juga dengan bau kotoran ayam yang terasa menyengat ke hidung hingga membuat sesak.
Tanpa masker atau penutup hidung, warga tetap beraktivitas. Padahal, setiap sudut rumahnya banyak dikerubungi lalat.
Salah seorang warga yang juga pemilik warung di samping SD Ciasihan 1, Desa Ciasihan, Ara, mengaku terganggu dengan kerubungan lalat tersebut. Bahkan, jajanan yang dijualnya pun sering dihinggapi lalat.
“Kami juga mengeluhkan kejadian ini yang selalu terjadi setiap masa panen. Namun tidak pernah ada upaya mengurangi lalat dari pihak pemilik peternakan tersebut,” keluhnya.
Menurutnya, maraknya lalat di kampungnya terjadi setelah beroperasinya ternak milik salah seorang tokoh desa setempat. Dalam setahun, fenomena serbuan lalat itu bisa dua kali terjadi dan membuat warga resah.
“Tiap tahun begini saja. Jijik sih, tetapi mau gimana lagi. Itu lalatnya sampai masuk rumah. Jadi kampung lalat,” cetusnya.
Ketua RT 01/06, Desa Ciasihan, Ajun, mengakui adanya serangan lalat di kampungnya. Namun, ia menyebut bahwa peristiwa itu tak akan berlangsung lama, hanya sampai masa panen selesai. “Terganggu sih, bau dan banyak lalat. Tetapi lalat tersebut hanya muncul beberapa minggu saja,” kata Ajun.
Menurutnya, pemilik peternakan selalu membagikan sebagian hasil ternaknya kepada warga sekitar kandang ketika masa panen tiba. Itu dianggap cukup sebagai kompensasi atas serbuan lalat di kampungnya.
“Pemilik peternakan mengerti kepada masyarakat dan selalu ingat masyarakat ketika masa panen tiba. Namun gimana lagi, meskipun hanya sedikit, pemilik sudah ada niatan baik kepada kami warga sekitar,” katanya, Selasa (14/02).
Selain itu, kata Ajun, pemilik ternak juga kerap membagikan cairan semprotan pembasmi serangga kepada warga yang membutuhkan dan selalu disimpan di peternakan. Jika warga membutuhkan untuk mengusir lalat, maka warga akan mendatangi pihak pengelola peternakan untuk mengambil cairan tersebut.
“Masyarakat sekitar peternakan ayam selalu dikasih cairan pembasmi serangga yang bisa diminta ke peternakan langsung. Jadi bagi warga yang membutuhkan untuk mengusir lalat tersebut, bisa datang langsung ke peternakan,” kata Ajun.
Pantauan di lokasi, kerubungan lalat itu memang tak terhindarkan. Hampir setiap rumah dihinggapi hewan tersebut. Bahkan, bau kotoran ayam pun nyaris menyesakkan dada orang yang tak terbiasa.
Menyikapi persoalan itu, Camat Pamijahan Rosidin mengatakan, pihaknya tengah berupaya menyelesaikan masalah tersebut. Sebab, masalah tersebut sudah berulang-ulang dan tak ada pengelolalaan yang baik dari pihak peternakan tersebut.