METROPOLITAN - Belakangan ini ramai soal suara azan yang di-remix menjadi musik dugem. Seorang Disc Jockey (DJ) di Tunisia menggabungkan irama musik disko dengan suara panggilan salat.
Aksi itu terjadi saat Festival Orbis di Kota Baneul, 63 kilometer dari ibukota Tunisia, Jumat (31/3).
Video aksi ini diunggah di media sosial sehingga memicu kemarahan masyarakat.
Gubernur Nabeul Mounaouar Ouertani mengatakan, klub tersebut segera ditutup sambil polisi melakukan investigasi kasus ini.
Dalam rekaman itu, terlihat para pengunjung klub berpesta pada Jumat malam sambil menari rancak dengan iringan musik dimainkan dua DJ dari Eropa.
Klub ini berada dekat Hammamet, sebuah resort tepi laut yang populer.
Musik yang mengiringi pengunjung itu mengandung beberapa bagian suara azan.
Manajer klub itu, ujar Maunaouar, juga telah ditahan polisi atas pelanggaran akhlak dan ketertiban.
“Setelah memverifikasi fakta-faktanya, kami memutuskan menutup klub malam ini. Kami tidak akan membiarkan serangan terhadap perasaan keagamaan dan hal-hal yang disucikan dalam agama,” tegasnya.
Pada Senin (3/4), penyelenggara Festival Orbit memohon maaf melalui halaman Facebook resmi acara itu. Namun, mereka mengaku tidak bertanggung jawab pada aspek bahan pengisian yang dimainkan DJ tersebut.
Sementara itu, DJ yang memicu masalah tersebut mengaku tidak menyadari bahwa hal tersebut menyinggung perasaan masyarakat lokal di sebuah negara Arab Muslim terletak di wilayah Afrika Utara.
Melalui akun media sosial, mereka berdua meminta maaf kepada seluruh masyarakat Tunisia.
“Saya meminta maaf kepada siapa pun yang mungkin tersinggung musik yang saya mainkan ketika Festival Orbit di Tunisia pada Jumat,” ungkap Dax J.
“Saya sebenarnya tidak ada niat langsung menyinggung atau menyebabkan siapa pun merasa terhina,” katanya yang berasal dari London, Inggris sebelum kini menetap di Berlin, Jerman.