berita-utama

Ini Hasil 3 Tahun Duet Bima-Usmar

Jumat, 7 April 2017 | 10:00 WIB

7 April 2017 tepat hari jadi ke-3 kepemimpinan Bima Arya- Usmar Hariman sebagai kepala daerah. Banyak hal terjadi sejak keduanya dilantik menjadi orang nomor satu dan nomor dua di Kota Bogor. Lalu, sudahkah duet Bima-Usmar memenuhi enam skala prioritas sesuai janji kampanye dulu? Ini dia hasil tiga tahun capaiannya yang dirangkum Harian Metropolitan.

DALAM tiga tahun kepe­mimpinannya sejumlah pro­gram dan kegiatan telah di­laksanakan Bima dan Usmar dengan menggunakan Angga­ran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Setidaknya dalam tiga tahun terakhir ini Bima dan Usmar telah menggunakan APBD sekitar Rp12 triliun untuk melakukan pembangunan dan menjalankan sejumlah pro­gram kerjanya yang terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman mengatakan, dalam penggunaan APBD Kota Bo­gor pihaknya selalu mengikuti pedoman yang dikeluarkan Ke­menterian Dalam Negeri (Ke­mendagri) tentang Penyusunan APBD sehingga pihaknya hanya memenuhi porsi APBD yang telah ditetapkan pemerintah pusat seperti anggaran pendi­dikan tidak boleh kurang dari 20, anggaran kesehatan tidak boleh kurang sepuluh persen dan belanja modal tidak boleh kurang dari 30 persen dari be­lanja daerah.

“Kita tinggal menyesuaikan dengan kemampuan keuangan kita, terkecuali pendapatan asli daerah kita meningkat mungkin bisa dialokasikan kepada pro­gram unggulan lainnya,” ujarnya saat ditemui Metropolitan.

Selama tiga tahun terakhir, menurut Usmar, postur APBD Kota Bogor rata-rata 45 persen belanja tidak langsung dan 55 persen untuk belanja langsung ataupun sebaliknya.

Seluruh alokasi belanja itu difokuskan untuk enam program skala prioritasnya. Mulai dari pe­nataan transportasi, penanganan kemiskinan, penyediaan ruang terbuka hijau, persoalan sampah, pembenahan ASN.

Bahkan untuk mengurai ke­macetan yang terjadi di Kota Bogor saja selama tiga tahun terakhir untuk 2016 belanja daerah Rp81,532 miliar, belanja tidak langsung Rp24,292 miliar dan belanja langsung Rp56,608 miliar. Sedangkan pada 2017 belanja daerah Rp64,712 miliar, belanja tidak langsung Rp31,673 miliar, belanja lang­sung Rp33,038 miliar.

Sementara, pemkot justru terfokus pada pembangunan ruang terbuka hijau sekaligus penataan kota. Mulai dari pe­nyediaan taman, pemban­gunan tugu Lawang Salapan sebagai etalase kota dan jalan pesepeda di jantung kota.

Menjawab hal itu, Usmar meyakinkan akan tetap melan­jutkan proyek pembangunan jalan BIRR hingga rampung.

“Tahun ini akan selesai peran­cangan untuk proyek itu. Jadi 2018 tinggal melaksanakan,” paparnya.

Melihat capaian pemkot, se­jumlah kalangan justru meng­kritik soal kinerja Bima-Usmar selama tiga tahun. Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Kha­dafi mempertanyakan ala­san Pemkot Bogor lebih ter­tarik dengan pembangunan fisik yang sifatnya seremo­nial ketimbang pengerjaan fisik yang menjadi solusi kemacetan di Kota Bogor.

“Untuk apa banyak taman, pedestrian di SSA, tapi yang jadi kebutuhan warga malah tidak diprioritaskan. Pengembangan jalan itu kan bisa ngurai ke­macetan yang sekarang mulai menjenuhkan,” sindir Uchok.

Meski begitu, duet Bima-Usmar yang menggencarkan penataan kota justru dinilai baik Pengamat Politik dari LIPI Siti Zuhro. Alasannya, karena keberadaan taman dan fasilitas sosial dan fasilitas umum itu jadi ciri khas sebuah perkotaan.

“Tidak ada yang salah dengan bangun taman. Inilah kekhasan sebuah perkotaaan. Asal dia (Bima, red) menjaga integritas, itu bisa jadi modal maju lagi,” katanya.

Halaman:

Tags

Terkini