berita-utama

Dibanderol Fantastis, Sekali Aksi Telan Rp652 Miliar

Sabtu, 8 April 2017 | 08:29 WIB

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump tidak menunggu lama untuk membalas tindakan rezim berkuasa Syria yang lebih dulu menjatuhkan bom kimia dengan korban tewas 70 orang. Sebanyak 59 rudal kendali Tomahawk menghantam kawasan pangkalan udara Shayrat, di wilayah tenggara Provinsi Homs pada 00.33 Jumat (7/4) waktu setempat. Tem­bakan ini pun menelan anggaran fantastis, hingga menelan ratusan miliar rupiah dalam sekali aksi.

KAPAL perang Amerika Serikat menembak­kan 59 rudal Tomahawk dari Kapal Perang USS Porter dan USS Ross, yang berada di Laut Mediterania ke pangkalan angkatan udara Suriah, Shayrat. Dengan kemampuan rudal ini menjelajah ribuan kilometer dalam hitungan menit, tak heran jika satu rudal Tomahawak dihargai mahal.

Tomahawk menjadi senjata utama militer Amerika Serikat. Harga satu rudal Tomahawk berkisar US$ 832 ribu atau Rp11,084 miliar dengan kurs Rp13.300 per dolar. Para pejabat Amerika Serikat mengatakan 59 rudal Toma­hawk telah ditembakkan dalam serangan itu.

menghabiskan uang sebanSecara total, Amerika telah yak US$ 49 juta atau sekitar Rp652,827 miliar untuk se­rangan pertamanya ini sejak Suriah dilanda perang saudara selama enam tahun.­

Rudal Tomahawk ini diyakini akan menjadi andalan dari setiap agresi militer Amerika terhadap rezim Al-Asaad di masa depan. Alasannya, pe­sawat tempur Rusia dan roket antipesawat sudah ditempat­kan di Suriah.

Tomahawk menjadi senjata utama militer Amerika Serikat dengan berbagai alasan. Per­tama, rudal ini memiliki jarak je­lajah yang jauh mencapai 1.500 mil. Kedua, rudal ini dilengkapi hulu ledak sebesar 1.000 pon atau sekitar 450 kilogram.

Ketiga, Tomahawk yang ditembakkan dari laut ini dapat terbang rendah guna menghindari deteksi radar. Keempat, rudal ini dapat dik­endalikan dari jarak jauh kare­na memiliki sistem navigasi yang canggih.

Tomahawk pertama kali di­gunakan Amerika Serikat un­tuk menyerang rezim Saddam Hussein di Irak saat perang teluk I terjadi pada 1990. Rudal ini juga dimiliki Inggris, yang merupakan sekutu terpercaya Amerika Serikat.

Mesin kecil tersebut tidak banyak menghasilkan pa­nas. Sehingga sulit dideteksi dengan detektor infra merah. Jarak tempuhnya sangat jauh. bisa mencapai 2.414 kilome­ter. Senjata tersebut sangat pas untuk kawasan Timur Tengah karena dataran mer­eka cenderung flat.

Begitu rudal dekat dengan target, sistem lain berfungsi me­nentukan target rudal. Militer AS memastikan, akurasi rudal sangat tinggi. Alias bakal tepat sasaran. Kecanggihan rudal tersebut memang sebanding dengan harganya yang selangit.(jp/tem/feb/dit

Tags

Terkini