berita-utama

Anies-Sandiaga Menang Tipis

Rabu, 19 April 2017 | 09:07 WIB

HARI ini warga Jakarta kembali memilih pemimpinnya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 putaran kedua. Tiga lembaga survei mengunggulkan pasangan Anies-Sandi dan hanya satu memenangkan pasangan Ahok-Djarot. Tiga lembaga survei yang memenangkan Anies-Sandi yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Lembaga Media Survei Nasional (Median) dan Indikator Politik.

Sedangkan lembaga survei yang memenangkan pasangan Ahok-Djarot yakni Charta Politika. Sesuai hasil survei Charta Politika yang dirilis Sabtu (15/4), Ahok memperoleh 47,3 persen suara, sedangkan Anies-Sandi hanya 44,8 persen. Responden yang belum menentukan sebanyak 7,9 persen.

BERIKUT HASIL SURVEI PILKADA DKI JAKARTA

1. Hasil Survei LSI Denny JA Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA melakukan survei di detik-detik terakhir jelang Pilgub DKI putaran kedua. Hasilnya, pasangan calon nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, unggul cukup jauh. “Hasil survei LSI yang baru saja selesai, April 2017, Anies-Sandi 51,4 persen, Ahok-Djarot 42,7 persen. Yang belum menentukan 5,9 persen,” kata founder LSI Denny JA dalam keterangan persnya, Kamis (13/4). Survei LSI ini dilakukan pada 7-10 April 2017 di Jakarta secara tatap muka terhadap 440 responden. Responden dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei ini plus-minus 4,8 persen.

2. Hasil Survei Lembaga Media Survei Nasional (Median) Lembaga Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Hasilnya, elektabilitas Anies-Sandi sebesar 49,2 persen, sedangkan elektabilitas Ahok-Djarot 42,2 persen. Sebanyak 6,7 persen responden tidak menjawab. Elektabilitas Anies-Sandi naik 3,5 persen, sedangkan Ahok-Djarot naik 3,8 persen dibanding pada Februari 2017.

3 Hasil Survei Lembaga Indikator Hasil Lembaga survei Indikator memaparkan hasil elektabilitas cagub-cawagub DKI jelang pencoblosan, Anies Baswedan-Sandiaga Uno memperoleh 48,2 persen dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat 47,4 persen. Survei dilakukan pada 12-14 April 2017 menggunakan metode stratified systematic sampling. Awalnya survei ini menargetkan seribu orang. Namun yang berhasil diwawancara hanya 495 responden. Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dari 96 persen pemilih, sekitar 15 persen bisa berpindah pilihan. “Kalau kemudian kita cek, ternyata masih ada sumber yang masih bisa didapatkan kedua calon. Semakin dekat pilkada, semakin stabil masing-masing pemilihnya. Dari sekitar 96 persen yang punya pilihan, 15 persennya itu bisa pindah ke lain hati,” kata Burhanuddin di Kantor Indikator,

4. Hasil Survei Charta Politika Lembaga survei Charta Politika merilis hasil survei jelang pencoblosan Pilgub DKI Jakarta. Hasilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat memperoleh elektabilitas 47,3 persen. Disusul Anies Baswedan-Sandiaga Uno 44,8 persen. Survei dilakukan pada 7-12 April 2017 menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden dalam survei sebanyak 782 orang yang tersebar di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, elektabilitas dari hasil survei belum menunjukkan siapa paslon yang akan memenangi Pilgub DKI putaran kedua. “Tren peningkatan terlihat pada pasangan Ahok-Djarot, sementara Anies stagnan,” kata dia.

Setiap kali ada pemilihan kepala daerah atau presiden, masyarakat selalu bertanya-tanya, mana lembaga survei yang paling akurat dalam quick count atau hitung cepat? Ada banyak lembaga yang melakukan survei, termasuk dalam Pilkada DKI 2017 kali ini. Jika melihat pada putaran pertama Pilkada DKI 2017, ada beberapa lembaga survei yang selisih ketepatannya dengan hasil real count di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) sangat kecil.

Hasil real count KPUD menunjukkan dukungan untuk pasangan Agus-Sylvi sebesar 17,07 persen, Ahok-Djarot 42,96 persen dan Anies-Sandi 39,97 persen. Angka itu bila dibandingkan hasil quick count lembaga survei, maka selisih angka mereka berkisar antara 0,17 persen sampai 1,67 persen. “Quick count LSI Denny JA kembali menunjukkan selisih absolut terkecil dibanding real count KPU dengan selisih 0,17 persen,” ujar peneliti LSI Taufik Febri dalam siaran pers, Februari lalu.

(all/feb/run)

Tags

Terkini