Suasana duka masih menyelimuti rumah Kepala Desa (Kades) Citeko Dadang Sulaeman. Di Kampung Citeko, RT 01/05, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, rumah Dadang masih ramai dikunjungi pelayat. Termasuk pihak Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat yang mendatangi rumah almarhum untuk memberi santunan ke ahli waris korban.
SIANG itu, Kepala PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat Delya Indra ikut bertandang ke rumah almarhum. Pihak Jasa Raharja memberi santunan kepada ahli waris korban meninggal yang diserahkan pada Minggu (23/4). Jasa Raharja juga memastikan sepuluh orang yang dirawat di RSUD Ciawi telah terjamin.
Jasa Raharja memberi santunan kepada tiap ahli waris korban meninggal dunia sebesar Rp25 juta. Sedangkan korban luka-luka mendapat santunan perawatan hingga maksimal Rp10 juta. Hasanudin (21), salah seorang korban selamat dalam kecelakaan Megamendung Puncak Bogor itu juga mendapatkan hak asuransi Rp10 juta.maut di Tanjakan Selarong
Meski selamat, luka yang dideritanya cukup serius setelah tertabrak oleh tiga mobil sekaligus saat peristiwa nahas tersebut terjadi. Luka yang paling parah terlihat pada kaki kanan yang mengalami patah tulang. Tangan kanan korban juga harus dijahit sebanyak 32 jahitan karena luka sobek yang cukup dalam. “Kaki yang kiri juga patah tapi yang paling parah kaki kanan karena terjepit mobil yang menabrak saya,” katanya.
Ia bercerita, saat kecelakaan beruntun tersebut, ia dan enam temannya sedang konvoi dengan empat sepeda motor dalam posisi arah turun dari Puncak menuju Jakarta. Namun saat hendak menyalip, tiba-tiba terdengar suara tabrakan yang cukup keras dari arah belakang. Ia yang berboncengan dengan Aris Ris Beni (16), korban yang juga selamat, tak sempat menghindar dan langsung tertabrak tiga mobil dari arah belakang.
“Kejadiannya sangat cepat. Yang saya ingat, mobil pertama nabrak dan menjepit kaki saya. Mobil kedua nabrak motor saya dan benturan mobil ketiga yang membuat saya jatuh,” tuturnya.
Ia sendiri mengaku masih trauma jika mengingat kejadian yang banyak memakan korban tersebut. Suasana mencekam dan suara-suara teriakan para korban kecelakaan maut pun masih membekas dalam ingatannya.
Saat ini korban hanya bisa terbaring menahan rasa sakit yang dideritanya. Keluarganya juga tak bisa berbuat banyak selain membawanya ke pengobatan alternatif.
(rez/b/feb/run)