berita-utama

Proyek Tol Borr Makan Korban

Rabu, 14 Juni 2017 | 09:26 WIB

PENGERJAAN proyek Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) diwarnai insiden berdarah. Seorang pengendara warga Sukawening Dramaga, Nasan, tewas kecelakaan saat melewati Jalan Sholeh Iskandar (Sholis) yang saat ini masih dalam pembangunan Tol BORR seksi II, Selasa (13/6) pagi. Sore harinya, insiden serupa kembali terjadi. Tabrakan beruntun pecah di tol exit Sentul- Kedungbadak hingga membuat banyak korban tergencet.

BARU enam bulan berja­lan, proyek Tol BORR sudah makan korban. Nasan yang hendak berangkat kerja ha­rus mengalami nasib tragis saat melintasi Jalan Sholis yang saat ini mengalami pe­nyempitan akibat pengerjaan tol. Niatnya menyalip sebuah truk justru berujung maut hingga tubuhnya tergeletak di tengah jalan yang masih tahap pembangunan jalan tol layang.

Kanit Laka Lantas Polresta Bogor Kota AKP Said men­gatakan, pengendara motor bernama Nasan tersebut diduga tewas terlindas truk saat hendak menyalip truk dari sebelah kanan yang melaju ke arah Simpang Tol BORR. “Kejadiannya pukul 08:00 WIB. Masih dugaan terlindas truk Fuso kare­na truknya yang terlibat juga belum diketahui ke­beradaannya,” ungkap Said.

Di hari yang sama, ta­brakan beruntun di Jalan Sholis membuat gempar. Tak tanggung-tanggung, sebelas mobil bertabrakan di tol exit Tol BORR. Aktivitas beberapa pekerja proyek pun sempat terhenti lantaran ikut menolong korban tabrakan.

Salah seorang korban sela­mat dari maut tersebut yakni Budianto (33), warga Cikam­pek. Niatnya silaturahmi ke rumah saudaraya di Peruma­han Taman Yasmin justru berujung duka. Mobil Avanza merah dengan nomor polisi B 1288 FMO yang dikenda­rainya hancur ditabrak truk. Bahkan, tubuhnya bersama anggota keluarga yang lain, Dian, Fitri, Ade dan Raka, ikut tergencet begitu mobilnya ditabrak di tol exit Tol BORR.

Lima ratus meter jelang keluar jalan Tol BORR, Budi­anto kaget ketika mobil yang dikendarainya tiba-tiba jalan sendiri. Bahkan, mobilnya menabrak sejumlah mobil yang ada di depannya hingga perutnya pun terjepit setir. Begitu juga dengan sauda­ranya yang lain juga merasa kaget. Ketika ditabrak, ia mencoba banting setir ke kanan dan ke kiri tetapi tidak bisa. Bahkan, kaca mobilnya langsung pecah sehingga Budi tak dapat melihat jelas setelah menabrak mobil di depannya.

Ketika kejadian tersebut, Budi mengaku belum men­getahui bahwa mobil yang dikendarainya tidabrak truk yang mengalami rem blong. Seketika langsung banyak warga yang datang untuk menolongnya, khususnya salah satu balita yang ada di mobilnya, Raka (4). “Kita yang ada di dalam kegenjet semua. Namun Alhamdu­lillah pas kegencet ban­yak orang yang nolong,” terangnya.

Mobilnya mengalami rusak berat bahkan sudah tidak berbentuk, namun Budi­anto bersyukur keluarganya tetap selamat dan hanya luka ringan saja. “Setelah berhenti langsung ditolong tukang asongan dan semuanya dike­luarkan,” paparnya.

Hal serupa dialami Yanto (58), sopir mobil boks yang terguling dihantam truk. Aki­batnya, tubuh Yanto seketika tak sadarkan diri karena luka serius di kepala. “Sopir itu langsung pingsan karena kepalanya luka dan langsung kita bawa ke Rumah Sakit Islam,” kata Puhun, salah seorang pedagang asongan yang menolong sejumlah korban.

Tak hanya Yanto yang harus dilarikan ke rumah sakit, adik Puhun, Arie (52), juga harus dilarikan karena tertimpa salah satu mobil yang terbal­ik. Pada saat itu Arie sedang berjualan tahu di Jalan Sholis, sedangkan Puhun sedang beristirahat di salah satu warung. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh dari arah jalan. Ia pun lang­sung mendekati dan meli­hatnya. “Saya langsung cari adik saya karena ia sedang jualan. Pas dicari, ia terjepit mobil losbak yang terbalik. Saya bersama warga lain­nya langsung menolongnya dan membawanya ke rumah sakit,” bebernya.

Sementara Kasat Lantas Polresta Bogor Kota Kompol Bramastyo Priadji menjelas­kan, kecelakaan bermula saat truk semen bernomor polisi B 9607 SFU yang dikendarai Kelana Jaya (34) melaju dari arah keluar Tol BORR menuju Jalan Sholis. Setibanya di lokasi, dengan kondisi jalan menurun, truk tersebut didu­ga mengalami gagal fungsi rem sehingga hilang kendali dan menabrak kendaraan di depannya. “Sopirnya sudah kita amankan. Untuk kenda­raan yang rusak berat ada tiga unit dan sudah dibawa ke Unit Laka Lantas,” ujar Bramastyo.

Bramastyo menuturkan, polisi masih mengumpulkan bukti dan meminta keteran­gan sejumlah saksi mata, termasuk melakukan pemer­iksaan terhadap sopir truk yang sudah diamankan. “Ti­dak ada korban jiwa. Seluruh korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Islam Bogor un­tuk mendapat pertolongan,” tuturnya.

Terjadinya dua insiden ta­brakan dalam sehari di Ja­lan Sholis membuat warga ikut mengeluhkan adanya proyek jalan Tol BORR. Salah seorang warga Sukadami, Setiawan, menyebut bahwa kawasan Sholis belakangan memang rawan kecelakaan. “Hati-hati sajalah kalau lewat Sholis. Soalnya sekarang jadi rawan kecelakaan,” ungkap Setiawan.

Ia membeberkan, sejak adanya pembangunan Tol BORR, jalan jadi menyempit. “Banyak yang suka nekat melawan arus untuk putar balik,” ujarnya. Atau, lanjut dia, pengendara yang hen­dak putar balik juga sering kesulitan lantaran tertutup seng proyek. Ini diperparah dengan tidak adanya rambu di jalan tersebut. Kondisi ini dianggap menyulitkan pengendara, apalagi yang bukan warga Bogor. “Apalagi yang di lampu merah mau ke Yasmin, itu kalau malam, kendaraan suka saling bere­but jalan duluan. Ada yang putar baliknya di situ (lampu merah, red). Harusnya kan itu nggak boleh,” urainya.

Halaman:

Tags

Terkini