METROPOLITAN - Belasan pemuda berusia produktif akhirnya diringkus Satreskrim Polres Bogor. Siapa sangka jika geng motor Moonraker yang baru dibentuk tiga bulan lalu itu jadi kedok anggotanya melakukan aksi begal. Para pelakunya pun dikenal sadis, tanpa tedeng aling-aling tega melukai korbannya dengan samurai. Kemarin, markas geng ‘samurai’ di kawasan Parungkuda, Karadenan, berhasil digerebek. Maraknya aksi begal geng ‘samurai’ jadi perhatian jajaran Polres Bogor.
Berdasarkan laporan yang diterima polisi, sudah ada tiga korban yang melaporkan aksi beringas geng ‘samurai’. Di antaranya terjadi di Jalan Raya Mayor Oking, Kelurahan Ciriung, Kecamatan Cibinong, Jalan Raya Lanbouw, Kelurahan Babakanmadang, dan Jalan Tegar Beriman dekat Jembatan Ciliwung.
Pengintaian pun dilakukan terhadap rumah yang jadi markas komplotan begal berkedok geng motor. Termasuk rumah kontrakan pentolan geng ‘samurai’ di kawasan Cikaret, Cibinong.
Ketua geng motor berinisial H (25) warga Cimahpar, Kota Bogor, berhasil dilumpuhkan dengan timah panas di bagian kaki kakannya, termasuk menangkap kedua penadah barang curian.
Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Polisi Agung Budi Maryoto mengatakan, dari hasil penyelidikan, polisi berhasil menemukan markas geng motor Moonraker di daerah Parungkuda, Karadenan, Kabupaten Bogor. Korban geng motor yang melaporkan ke Polres Bogor ada tujuh orang. Salah satunya korban MK, warga Cibinong. Ia sempat dibacok dan akhirnya motornya dirampas. Atas laporan tersebut, pihak kepolisian langsung melakukan penangkapan terhadap salah satu anggota geng motor tersebut pada Senin (20/11).
“Para pelaku lainnya ditangkap Satreskrim Polres Bogor berjumlah sepuluh orang di rumahnya masing-masing. Sementara ketua geng motor Moonraker berinisial H (25) ditangkap di rumah kontrakan barunya di daerah Cikaret, Kecamatan Cibinong. Karena saat penangkapan H melakukan perlawanan, pihaknya melepaskan timah panas ke arah kaki ketua geng motor tersebut,” jelasnya.
Ia melanjutkan, sebelum melancarkan aksinya, ketua geng motor mengumpulkan dan memberikan arahan kepada anggotanya serta membagikan senjata tajam. Selanjutnya mereka berkonvoi sambil mencari korban.
Setelah menemukan sasarannya, para pelaku melakukan penyerangan dengan tidak segan membacok korban demi merampas kendaraan dan barang berharga lainnya.
Berdasarkan pengakuan para pelaku, para geng motor ini sudah melakukan perampasan sepeda motor sebanyak 15 kali di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor.
“Alhasil, 14 orang pelaku di antaranya H (25), EMD (23), SW (20), DL (19), RU (20), EF (22), AS (20), ROR (19), MR (18), AD (16), FA (19), YH (34) dan penadah berinisial M (36) dan AP (31) berhasil diamankan. Bahkan pelaku penadah mengaku menerima motor dari ketua geng lebih dari sepuluh kali,” katanya.
Agung mengungkapkan, selain 14 pelaku, pihaknya juga menyita barang bukti. Di antaranya satu buah tongkat baseball, enam buah celurit, satu buah samurai, satu buah helm, satu unit laptop merek Lenovo, satu buah STNK Kawasaki Ninja, satu unit Suzuki Satria FU, satu unit Honda Beat hitam-orange, empat unit sepeda motor yang digunakan pelaku untuk penyerangan, satu unit Yamaha Vixion biru, satu unit Honda Beat putih, dua unit Honda Beat hitam, satu unit Honda Vario hitam, lima buah STNK dari pelaku dan enam STNK dari penadah.
“Para pelaku terancam dijerat pasal berlapis, antara lain 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan ancaman hukuman penjara maksimal 12 tahun, UU darurat tentang kepemilikan senjata taman tanpa izin, 170 KUHP tentang melakukan kekerasan secara bersama-sama dengan ancaman hukuman penjara lima tahun enam bulan. Sedangkan untuk pelaku penadah dijerat Pasal 480 KUHP tentang penadahan dengan ancaman hukuman kurungan penjara lima tahun,” tandasnya.
TIAP MALAM MINGGU REKRUT ANGGOTA BARU
Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika Gading menjelaskan, geng motor Moonraker di Kabupaten Bogor diketahui baru tiga bulan berdiri. Untuk merekrut anggotanya, mereka menyebarkan brosur dan menetapkan tarif biaya administrasi untuk anggota baru. “Mereka menyebarkan brosur kepada anggota baru,” kata Dicky.