Musibah kebakaran tepat di Hari Raya Natal (25/12) tak cuma membuat warga kehilangan rumah. Puluhan anak-anak usia sekolah pun kehilangan perlengkapan belajarnya. Pakaian sekolah dan buku pelajaran tak ada yang bersisa. Sehingga, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor berinisiatif membuka posko pendidikan khusus anak pengungsi korban kebakaran.
KEPALA Bidang Sekolah Dasar Disdik Kota Bogor Maman Suherman mengatakan, ada 39 anak usia sekolah yang terancam putus sekolah akibat tragedi kebakaran pada Senin (25/12) lalu. Untuk itu pihaknya mendirikan posko pendidikan akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyiapkan perlengkapan sekolah. Di antaranya seragam, sepatu dan buku serta alat tulis yang kini menjadi kebutuhan para pengungsi.Saat ini Disdik Kota Bogor sudah bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor untuk mendata pengungsi anak-anak, termasuk kategori usia. “Data ini untuk menjadi patokan agar sumbangan yang masuk bisa sesuai dengan ukuran mereka,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Maman menjelaskan, prosedur bantuan pendidikan bagi siswa-siswa korban kebakaran ini ditargetkan selesai pada Sabtu (31/12), bertepatan dengan hari ketujuh status tanggap darurat. “Kan untuk menyiapkan segala sesuatu untuk anak-anak masuk sekolah juga pada Selasa (2/2) nanti. Tidak hanya untuk siswa sekolah negeri, bantuan akan diusahakan untuk disebar ke sekolah swasta melalui penggratisan biaya SPP selama setengah tahun sampai tahun ajaran baru 2018/2019,” ujarnya.
Hingga kini, sambung Maman, perlengkapan sekolah memang menjadi kebutuhan utama para pengungsi saat ini. “Baju layak pakai sudah lebih dari cukup, tapi belum saya lihat adanya seragam. Selain itu, buku pelajaran, buku tulis dan alat tulis pun menjadi sumbangan yang kian dibutuhkan. Sebab, kurang dari sepekan lagi anak-anak kembali bersekolah. Kalaupun ada, kini baru tersedia buku cerita untuk hiburan dan edukasi tambahan para pengungsi,” paparnya.
Sementara Kepala Disdik Kota Bogor Fahrudin menuturkan, selain bantuan untuk korban anak sekolah, posko pendidikan di pengungsian juga menyediakan layanan penggantian dokumen yang terbakar. “Kami sudah bekerja sama dengan kepolisian untuk membuat surat yang menyatakan bahwa dokumen hilang akibat kebakaran,” ujarnya.
Fahrudin menerangkan, korban meminta surat keterangan dari kepolisian sebagai syarat pengajuan, yang akan dikoordinasikan dengan Disdik Kota Bogor maupun pihak lain. “Sistem jemput bola akan diterapkan. Pihak sekolah akan membuat surat keterangan pengganti ijazah dan raport yang sudah ditandatangani kepala sekolah,” ujar Fahrudin.
Tidak hanya berlaku untuk sekolah di wilayah Kota Bogor, kata Fahrudin, prosedur ini juga akan diterapkan bagi siswa di luar wilayah. “Namun caranya tentu akan beda. Kami akan bekerja sama dengan disdik di kawasan terkait untuk mengeluarkan surat keterangan,” pungkasnya. (ryn/feb/run)