KANTOR Facebook Indoensia di Gedung Capital Place Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan mendadak ramai oleh barisan polisi. Kemarin, massa FPI menggeruduk kantor perwakilan Facebok Indonesia besuta Mark Zuckerberg. Ribuan pendemo itu memprotes keras atas sikap Facebook yang secara sepihak memblokir akun dakwah milik FPI.
Aksi yang diinisiasi FPI dan Alumni 212 ini, menuntut agar bos Facebook yang digawangi Mark Zuckerberg itu memberikan penjelasan terkait pemblokiran akun-akun dakwah mereka.
Koordinator massa, Ali Al Athos menyebutkan akan menuntut keadilan lantaran banyak akun dakwah yang diblokir Facebook "Facebook musti fair, mengapa di satu sisi dia blokir akun-akun dakwah umat islam, akun kemanusiaan, aktivitas sosial, kepedulian sesama itu diblokir milik umat islam yang membuat kita turun saat ini," kata Ali.
Ali menuding Facebook tebang pilih. Sebab, banyak akun-akun penista agama, juga kampanye LGBT dan maksiat, justru dibebaskan. Lebih lanjut mereka akan kembali melakukan demo dalam jumlah besar. "Ini nggak fair, makanya kita turun," jelasnya.
Hal ini juga diamini tokoh Alumni 212, Eggy Sudjana. Menurutnya, apa yang telah perusahaan Amerika Serikat itu, telah merenggut kebebasan berpendapat yang dilindungi undang-undang.
"Ini bukan saja mengkhianati proses dakwah tetapi secara UUD 45 telah melanggar pasal 28 untuk menyatakan kebebasan pendapat," ucap Eggy.
Aksi geruduk yang dilakukan massa FPI pun terpaksa bubar tanpa hasil. Sebab, seluruh pegwai dan manajemen yang berkator di Facebook Indonesia meliburkan diri.
Akibatnya, massa memberi batas waktu kepada pihak Facebook untuk menjawab terhadap tuntutan aksi hingga Senin (15/1) pekan depan. "Hari Senin batas waktu yang kita minta kepada Facebook, melalui manajer pengolaan gedung disaksikan Kapolres dan Dandim. Jelas itu instansinya. Yang kedua kita tunggu sampai Senin jika tidak ada jawaban, baru kita bergerak lagi. Apakah bergeraknya seperti tadi, Kita menuntut pemerintah untuk berpartisipasi untuk membela rakyatnya. Kita minta tunggu sampai Senin," kata Eggi di Jalan Gatot Subroto, Jaksel, Jumat (12/1/2018). Eggi tak mau berandai-andai terkait sikap yang akan diambil selanjutnya jika Facebook tak memberikan jawaban. Dia bersama sejumlah pihak akan mendiskusikannya terlebih dahulu.
"Kita tunggu sampe Senin dulu. Kan jumlah massanya besar dan juga menyangkut keamanan. Tapi saya sudah tekankan kepada pak Eko manajernya kita ini orang-orang tidak takut pada siapapun jangan sampai kita serbu dan melalukan hal-hal yang tidak benar padahal kita sudah melakukan yang benar tapi kita tidak diperlakukan dengan benar. Kalau dia tidak bisa jawab hari Senin secara langsung, jawab secara tertulis. Betul?" tuturnya.
Menanggpai aksi massa FPI, Facebook memberikan pernyataan resmi atas alasan pemblokiran yang ditudingkan. "Kami ingin agar semua orang yang menggunakan Facebook merasa aman dan nyaman saat mereka berbagi cerita maupun berhubungan dengan teman dan keluarganya," demikian pernyataan resmi Facebook, Jumat (12/1/2018). Dalam pernyataannya, Facebook menyatakan terbuka apabila Facebook digunakan untuk berdiskusi mengenai beragam topik dan gagasan serta meningkatkan kesadaran akan isu yang penting bagi masyarakat
"Namun kami akan menghapus konten yang melanggar Standar Komunitas yang telah ditetapkan. Standar Komunitas kami dibuat untuk mencegah adanya organisasi atau individu yang menyerukan ujaran kebencian atau kekerasan terhadap pihak lain yang memiliki pandangan berbeda dengan mereka," terang Facebook.
(de/mer/feb)